Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penerbitan Obligasi Hijau Tembus Rp 12.283 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 18/02/2022, 12:29 WIB
Fika Nurul Ulya,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerbitan obligasi hijau (green bonds) mencapai jumlah yang signifikan hingga tahun 2021. Bank Indonesia (BI) mencatat, jumlah penerbitan obligasi hijau mencapai 859 miliar dollar AS atau Rp 12.283 triliun (kurs Rp 14.300/dollar AS).

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, masifnya penerbitan obligasi untuk mendanai sektor-sektor berkelanjutan tidak terlepas dari kesadaran dunia soal ancaman perubahan iklim (climate change).

Baca juga: Adopsi Investasi Hijau Masih Sulit, Bos BI Beberkan 3 Strateginya

"Sejak penerbitan obligasi hijau pertama pada tahun 2007, dunia telah melihat peningkatan signifikan dalam penerbitan obligasi keuangan berkelanjutan. Penerbitan global mencapai 859 miliar dollar AS pada tahun 2021 atau tertinggi yang pernah ada," kata Perry dalam seminar side event G20 Indonesia di Jakarta, Jumat (18/2/2022).

Jika dirinci, obligasi hijau mencatatkan penerbitan tertinggi sebesar 482 miliar dollar AS, diikuti oleh obligasi sosial, dan obligasi berkelanjutan.

Baca juga: Investasi Hijau Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia pada 2030

Selain perubahan iklim, fenomena penerbitan yang masif ini didukung oleh tersedianya standar, prinsip, regulasi, dan taksonomi hijau yang dikembangkan di berbagai negara.

Sayangnya kata Perry, tumbuhnya pembiayaan berkelanjutan yang menggembirakan masih terlampau kecil dibanding investasi yang dibutuhkan dunia mentransisi energi menuju energi yang lebih ramah lingkungan.

"Ini masih lebih kecil dibandingkan dengan total investasi yang dibutuhkan untuk mencapai target kolektif global dalam Paris Agreement dan SGDs PBB," beber Perry.

Baca juga: Bank Mandiri Berencana Terbitkan Green Bonds 300 Juta Dollar AS Tahun Ini

Kerja sama anggota G20

Perry menilai, hal tersebut tak terlepas dari belum beragamnya instrumen hingga belum masifnya ekosistem keuangan berkelanjutan. Pengembangannya butuh kerja sama lintas negara, termasuk negara anggota G20.

Kerja sama negara anggota G20 meliputi menciptakan dan merumuskan standar, alat penyelarasan pasar termasuk persyaratan pelaporan dan pengungkapan, metrik data LST, dan layanan verifikasi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com