Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BTN Targetkan Laba Bersih Naik hingga 13 Persen Tahun Ini

Kompas.com - 03/03/2022, 15:05 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan laba bersih di rentang 10 persen hingga 13 persen pada tahun ini, didorong oleh pertumbuhan kredit perseroan.

Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, pada tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan di kisaran 9 persen hingga 11 persen, melalui berbagai strategi utama.

Bank dengan kode emiten BBTN itu akan mengoptimalkan program perumahan nasional, melalui kontribusi pada program KPR FLPP, KPR BP2BT dan KPR TAPERA dengan potensi realisasi unit sebanyak 169.300 unit.

"Kemudian memperluas partnership untuk penyaluran kredit pada segmen fixed income dengan melanjutkan program KPR TWP AD dan ekspansi BTN Solusi di segmen institusi, Lembaga Pemerintah, Kementerian dan Korporasi BUMN lainnya," tutur dia, dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Mantan Komut Jiwasraya Diangkat Jadi Komisaris Independen di BTN

Selain itu, bank pelat merah itu juga akan meningkatkan KPR di segmen milenial melalui kerjasama pembangunan Transit Oriented Development (TOD) dengan BUMN karya dan pengembang unggulan.

Berbagai program KPR untuk milenial juga disiapkan perseroan, mulai dari KPR Gaess for Millenials dengan fitur Graduate Payment Mortgage (GPM), dan KPR Hits.

"Selain itu, Bank BTN juga akan mengembangkan kredit komersial dan korporasi yang memiliki value chain di sektor perumahan," kata Haru.

Pada saat bersamaan, BTN disebut akan menjaga yield kredit di kisaran 7 persen hingga 8 persen dengan meningkatkan kontribusi kredit bermarjin tinggi, terutama kredit payroll dan usaha kecil dan menengah.

"Bank BTN juga akan melanjutkan tren penurunan Cost of Fund (CoF) dengan meningkatkan CASA dan DPK Ritel," ujar Haru.

Lebih lanjut Haru bilang, laba bersih perseroan juga akan didorong untuk meningkatkan kontribusi Fee Based Income (FBI) dengan mengembangkan sumber-sumber FBI baru.

"Seperti pengembangan fee treasury di segmen ritel, penjualan produk wealth dan peningkatan transaksi digital banking baik user mobile banking, internet banking dan cash management," ucapnya.

Sebagai informasi, BTN membukukan laba bersih Rp 2,37 triliun pada 2021, meningkat 48,3 persen dibanding realisasi tahun 2020 sebesar Rp 1,6 triliun.

Pertumbuhan tersebut selaras dengan kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) BTN sebesar 44,7 persen secara tahunan, dari Rp 9,12 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 13,2 triliun pada akhir 2021.

BTN berhasil mendongkrak NII dengan adanya penebalan net interest margin (NIM). Tercatat NIM BTN terus alami kenaikan, dari 3,06 persen pada akhir 2020, menjadi 3,99 persen pada akhir 2021.

Dari sisi penyaluran kredit, BTN mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,66 persen secara yoy, menjadi Rp 274,83 triliun. Pertumbuhan ini diikuti dengan perbaikan kualitas kredit, tercatat rasio kredit macet (non performing loan/NPL) gross BTN, menurun dari 4,37 persen pada akhir 2020, menjadi 3,7 persen pada 2021.

Baca juga: Pengumuman, BTN Bakal Bagikan Dividen Rp 237,6 Miliar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com