Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BNI Berencana Batalkan Rights Issue di 2022, Ini Alasannya

Kompas.com - 15/03/2022, 21:20 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berencana membatalkan penambahan modal melalui mekanisme rights issue di 2022. Lantaran perseroan meyakini modal bisnis yang dimiliki saat ini cukup untuk ekspansi beberapa tahun ke depan.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, keputusan pembatalan rights issue diambil setelah perusahaan menyetujui pembagian dividen dari laba bersih tahun buku 2021.

BNI memutuskan pembagian dividen tunai sebesar Rp 2,72 triliun atau 25 persen dari laba bersih tahun lalu. Nilai dividen per lembar saham ditetapkan Rp 146, naik 3 kali lipat lebih dibanding dengan tahun lalu sebesar Rp 44.

Baca juga: Siapkan Bank Digital, RUPST BNI Setujui Akuisisi Bank Mayora

"Dengan mempertimbangkan dividen yang sudah dibagi dan 75 persen retained earnings (laba ditahan), kami yakin modal kami cukup untuk ekspansi sampai beberapa tahun ke depan. Jadi rights issue-nya kami tunda atau mungkin tidak dilakukan di tahun 2022 ini," ujarnya dalam konferensi pers virtual usai RUPST BNI, Selasa (15/3/2022).

Adapun BNI memang telah memutuskan untuk menjadikan 75 persen laba perseroan di 2021 atau senilai Rp 8,17 triliun digunakan sebagai saldo laba ditahan guna pengembangan usaha ke depan.

Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menambahkan, pihaknya telah melakukan kajian terhadap rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) yang hasilnya menunjukkan cukup kuat untuk BNI melakukan ekspansi. Sehingga ada kemungkinan menunda rights issue tahun ini.

"Memang saat ini kami lihat setelah pembayaran dividen dan rasio kecukupan modal cukup juga memadai untuk BNI lakukan ekspansi. Sehingga langkah-langkah terkait penguatan modal di 2021 terbukti efektif untuk menaikkan rasio kecukupan modal," jelasnya.

Menurutnya, langkah-langkah penguatan modal tersebut di antaranya yaitu penerbitan Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 dan penerbitan Tier-2 Subordinated Notes, yang dinilai Novita terbukti efektif meningkatkan rasio kecukupan modal BNI.

Baca juga: Siap-siap, BNI Tebar Dividen Rp 2,72 Triliun

"Juga dengan adanya 75 persen laba di tahan, jadi ini masih memperkuat permodalan kami ke depan. Sehingga kami yakin dengan proyeksi ke depan pertumbuhan BNI bisa ter-cover dengan rasio kecukupan modal yang memang sudah di atas ketentuan regulator," ungkapnya.

Adapun dalam RUPST BNI, pemegang saham juga menyetujui Rencana Bisnis Bank (RBB) BNI di 2022 yang disusun dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian yang cukup menantang baik domestik maupun global.

Perseroan memproyeksikan indikator pertumbuhan kredit akan mencapai kisaran 7 persen-10 persen, net interest margin (NIM) 4,6 persen-4,8 persen, serta cost of credit 2 persen-2,3 persen.

Baca juga: BNI Nilai Dampak Perang Rusia-Ukraina Minim Terhadap Perekonomian RI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com