Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Harga Pertamax Naik, Luhut: Semua Negara Sudah Naikkan, Kita yang Paling Lambat

Kompas.com - 01/04/2022, 14:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) telah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax mulai hari ini (1/4/2022). Mengenai hal tersebut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, kenaikan harga Pertamax memang telah dibahas dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Luhut menambahkan, kenaikan Pertamax ini tidak hanya terjadi di Indonesia namun di negara lain sudah lebih dulu membuat kebijakan tersebut. Kenaikan BBM dipicu invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina.

"Kenaikan kemarin sudah kita putuskan rapat di Istana, hari ini kita kan sudah naik Pertamax ya pada 1 April. Tapi saya ingin tekankan, kemarin paparan saya kepada Presiden, memang kita yang paling lambat menaikkan semua," katanya dalam kunjungan kerjanya memantau progres LRT di Bekasi Timur, Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Ada Potensi Migrasi dari Pertamax, Stok Pertalite Aman?

"Semua negara-negara sudah menaikkan (harga BBM). Memang kelangkaan daripada crude oil karena perang Ukraina dengan Rusia, kemudian kelangkaan juga sekarang sun flower karena tidak ekspor dan impor dari Ukraina dan sanksi itu tadi punya masalah yang membuat ini bermasalah," sambungnya.

Kendati adanya perang Rusia dengan Ukraina, Luhut bilang, Indonesia masih mampu mengatasi dampak tersebut dari sisi perekonomian.

"Kita beruntung, kita masih bisa me-manage ekonomi kita lebih baik sehingga dampaknya tidak terlalu besar, walaupun tetap kita harus naikkan (harga Pertamax), tidak ada punya pilihan," ucapnya.

Selain itu, lanjut Luhut, alasan pemerintah menaikkan harga BBM Pertamax karena mengacu harga minyak dunia yang turut naik. Apabila BBM Pertamax tidak naik maka akan berdampak negatif terhadap kinerja keuangan Pertamina.

Baca juga: Pertamax Naik, Simak Perbandingan Harga BBM Terbaru di SPBU Pertamina Vs SPBU Shell

"Karena kalau tidak (naikkan) harga asumsi crude oil 63 dollar AS di APBN, sekarang ini sudah 98 atau 100 dollar AS. Kalau ditahan terus, jebol nanti Pertamina. Jadi terpaksa kita harus lepas," ujarnya.

Dari kenaikan BBM tersebut, pemerintah mengimbau kepada masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Selain hemat biaya tak lagi menggunakan BBM, juga membuat udara menjadi bersih.

"Semua efisiensi kita lakukan, kita akan mendorong perintah Presiden kemarin dalam rapat pemakaian mobil listrik tempatnya Pak Budi Karya (Menhub). Jadi nanti mobil listrik ini kita dorong karena itu juga menghemat penggunaan fuel ke depan," ucap dia.

Mulai hari ini, Pertamina resmi menaikkan harga BBM jenis Pertamax menjadi Rp 12.500-Rp 13.000 per liter dari sebelumnya sekitar Rp 9.000-Rp 9.400 per liter. Sedangkan untuk BBM subsidi seperti Pertalite tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp 7.650 per liter.

Adapun kenaikan harga beragam di masing-masing wilayah atau provinsi berkisar Rp 3.500-Rp 3.600 per liter. Seperti di wilayah DKI Jakarta, harga Pertamax menjadi dibanderol Rp 12.500, naik dari sebelumnya yang seharga Rp 9.000 per liter.

Baca juga: Yang Bukan April Mop 1 April 2022: E-Tilang di Tol, Harga Pertamax dan PPN Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com