Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelemahan Harga Emas Dunia Terbatas karena Penurunan Ekuitas AS

Kompas.com - 06/05/2022, 11:45 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelemahan harga emas dunia terbatas pada akhir perdagangan Kamis waktu AS (Jumat pagi) usai Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan. Hal ini utamanya didorong penurunan tajam ekuitas di pasar saham AS atau Wall Street.

Mengutip CNBC, Jumat (6/5/2022), harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level 1.877,95 dollar AS per troy ounce, setelah sebelumnya sempat mencapai level tertinggi sejak 29 April 2022. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,5 persen ke level 1.878,4 dollar AS per troy ounce.

"Penurunan emas dapat dibatasi karena memperoleh keuntungan dari aksi jual tajam di ekuitas," ujar analis Senior Kitco Jim Wycoff.

Baca juga: Sentimen Kenaikan Suku Bunga Bisa Menekan Pergerakan IHSG Setelah Libur Lebaran

Pada perdagangan kemarin harga emas dunia sempat naik lebih dari 1 persen. Namun kini peningkatan itu tertahan seiring dengan dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang naik usai The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Indeks dollar AS naik 0,9 persen didorong arus masuk ke aset aman (safe haven) akibat penurunan Wall Street, begitu pula dengan imbal hasil U.S Treasury 10 tahun naik lebih dari 3 persen.

"Pasar emas kehilangan peningkatan tingginya karena dollar AS yang menguat dan imbal hasil obligasi yang benar-benar melonjak, dan pasar mungkin telah menyadari bahwa The Fed masih perlu agresif pada kenaikan suku bunga untuk menjinakkan inflasi," ujar analis Senior Kitco Jim Wycoff.

Baca juga: 19 Investor “Bantu” Elon Musk “Beli” Twitter, Ada Investor-nya GOTO hingga Keluarga Raja Arab Saudi

Emas memang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi akibat perang Rusia-Ukraina. Namun kenaikan suku bunga dan peningkatan imbal hasil obligasi tidak menguntungkan emas, sebab meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang memang tidak memberikan imbal hasil.

"Imbal hasil obligasi akan terus meningkat karena ekspektasi bahwa kebijakan moneter dari The Fed dan bank sentral utama lainnya akan lebih diperketat, sehingga membatasi kenaikan emas dalam jangka menengah," kata Fawad Razaqzada, Analis Pasar di City Index.

The Fed pada hari Rabu kemarin menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin, menjadi kenaikan tertinggi dalam 22 tahun. Sementara Ketua Federal Reserve Jerome Powell menambahkan bank sentral tidak mempertimbangkan langkah kenaikan 75 basis poin di masa depan.

Baca juga: Ikut Wall Street, Harga Bitcoin Ambles 8,3 Persen, Cek Harga Kripto Hari Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com