Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga 3,2 Kg Ayam Kampung di Singapura Tembus Rp 760.000, Ada Apa Sebenarnya?

Kompas.com - 06/06/2022, 12:51 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu sosial media dikejutkan dengan sebuah foto label kemasan daging ayam di Singapura, dimana tertera 3,2 kilogram daging ayam asal Malaysia dijual seharga 72,27 dollar Singapura atau sekira Rp 760.247 (kurs Rp 10.521,06 per dollar Singapura) oleh NTUC FairPrice.

Jika dijual per kilogram maka seharga 22,5 dollar Singapura atau sekira Rp 236.730 per kg.

Padahal sebelumnya, harga normal daging ayam di Singapura hanya berkisar 4-5 dollar Singapura atau sekira Rp 42.078-Rp 52.597) saja per kilogram.

Artinya, jika berat daging ayam yang dijual 3,2 kg maka harga normalnya hanya 12-15 dollar Singapura atau sekitar Rp 126.234-Rp 157.793 per 3,2 kg. 

Baca juga: Menko Airlangga Temui PM Singapura, Apa yang Dibahas?

Perdebatan warganet

Hal ini tentunya memancing tanda tanya warganet Singapura. Sebab, naiknya harga ayam terjadi sehari sebelum pelarangan ayam dari Malaysia, yang berlaku mulai 1 Juni 2022.

Jadi tanggal 31 Mei 2022, mulai beredar foto label "SB Whole Chicken" dengan label FairPrice dan harga "fantastis" di dunia maya.

Dilansir dari The StraitsTimes, seorang warganet di sebuah thread di forum online Hardwarezone bertanya "Apakah ini kalkun?".

Sementara warganet yang lain berspekulasi itu adalah tipuan, percaya bahwa foto itu direkayasa untuk memicu kontroversi di tengah kekurangan ayam atau kesalahan timbangan, yang membuat supermarket tersebut pada Februari lalu mendapat kecaman.

Baca juga: Cabai hingga Telur Ayam Mahal, Ini Sebabnya Kata Ekonom

Klarifikasi FairPrice

FairPrice akhirnya mengklarifikasi via Facebook, manajemen menyebut paket itu telah diberi label dengan benar.

Disebutkan, ayam yang dijual berisi dua ayam utuh dari tukang daging premium Swiss Butchery. Swiss Butchery mengoperasikan konter di salah satu supermarket FairPrice.

Gambar label produk adalah ayam kampung organik yang dijual di salah satu counter konsesi kami yang dioperasikan oleh Swiss Butchery. Produk ini dibanderol dengan harga 22,50 dollar Singapura per kg (sesuai tanggal kemasan label pada 31 Mei 2022), dan label produk juga menunjukkan berat produk lebih dari 3 kg karena 2 ayam utuh dikemas bersama, ditimbang dan diberi harga di bawah label yang sama," kata FairPrice dalam postingan Facebooknya tersebut.

Baca juga: Malaysia Setop Ekspor Ayam, Singapura Berisiko Jadi New York Tanpa Pizza

Warganet yang tidak senang, ingin tahu mengapa ayam itu dijual dengan harga setinggi itu.

"Tidak ada kesalahpahaman di sini. Kami hanya dikejutkan dengan harga 22,50 dollar Singapura per kg untuk ayam kampung organik yang dijual di NTUC Fairprice," tulis pengguna Facebook Angela Lau dalam komentar di postingan tersebut.

"Apakah ayam kampung 22,5 dollar Singapura per kg betul? Saya tahu ayam kampung harusnya lebih mahal tapi 22,5 dollar Singapura per kg gila-gilaan," komentar seorang Audrey Chen.

Tapi ada juga yang lebih simpatik, seperti warganet Averil Chan. Dia menulis: "Mengapa Anda (NTUC Fairprice) berutang penjelasan kepada publik? Yang mau beli tinggal beli loh. Yang tidak, bisa abaikan loh."

Baca juga: Harga Ayam Kampung di Singapura Tembus Rp 758.000, Netizen Mencak-mencak

Seperti diketahui, ayam organik hanya diberi pakan organik, yang tidak boleh mengandung produk sampingan hewan, antibiotik atau biji-bijian hasil rekayasa genetika atau ditanam menggunakan pestisida atau pupuk kimia yang persisten.

Ditambah, ayam kampung biasanya dibiarkan bebas berkeliaran, tanpa dikurung di kandang sehingga harga jualnya lebih tinggi dari daging ayam biasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com