Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Tembus Rp 100.000 Per Kilogram, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 13/06/2022, 17:37 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komoditas harga cabai mulai dari cabai merah keriting hingga cabai merah besar belakangan ini terpantau mengalami kenaikan.

Mengutip data dari Infopangan Jakarta, Senin (13/6/2022), cabai merah keriting mengalami kenaikan Rp 2.591 per kilogram dibandingkan harga kemarin menjadi Rp 78.906 per kilogram.

Harga tertinggi untuk cabai merah keriting di Jakarta ada di Pasar Mayestik yang dibanderol Rp 95.000 per kilogram. Sementara harga cabai yang paling rendah di Pasar Grogol yang dibanderol Rp 68.000 per kilogram.

Baca juga: Makin Pedas, Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta Sentuh Rp 120.000 Per Kilogram

Pun dengan cabai merah besar. Komoditas ini secara rata-rata dibanderol Rp 80.500 per kilogram naik Rp 916 dibandingkan harga kemarin. Di Pasar Sunter Podomoro adalah pasar yang harga cabainya paling mahal yang dibanderol Rp 100. 000 per kilogram.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Tommy Nugraha mengatakan, salah satu penyebab mengapa harga cabai naik adalah akibat curah hujan yang tinggi sehingga membuat para petani harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli pupuk hingga obat-obatan agar cabai tidak terserang hama dan jamur.

"Ini kan curah hujan sedang ekstrim akibat hal itu maka tidak sedikit lahan atau kebun area cabai terkena penyakit lalu tidak sedikit juga karena banjir sehingga mengurangi jumlah produksi," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/6/2022).

"Disamping itu, karena curah hujan yang tinggi, membuat petani harus membeli pupuk dan obat-obatan yang ekstra sehingga harus nambah uang lagi. Ini yang bikin harga cabai meningkat," sambung Tommy.

Baca juga: Harga Pangan Hari Ini di Jakarta, Cabai Rawit Merah Sentuh Angka Rp 97.674 Per Kg

Tommy mengatakan, pihaknya dalam hal ini adalah Kementan tidak memiliki kewenangan terkait aturan harga. Namun lanjut dia, pihaknya sudah memiliki berbagai upaya untuk melandaikan harga cabai.

"Yang jelas kami di pemerintahan sekarang sedang berusaha mengeluarkan upaya untuk meningkatkan produksi agar harga melandai kami juga sudah membuat penyemprotan hama penyakit di sentra produksi cabai," jelas Tommy.

Tommy juga memastikan terkait stok kebutuhan cabai di dalam negeri aman. Sebab pihaknya sudah menyiapkan strategi yaitu mengirim stok cabai dari daerah yang surplus ke daerah yang minus.

"Jadi dipastikan stok aman. Cuma harga yang memang lagi naik," kata Tommy.

Hal senada juga diamani oleh Direktur of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Bhima yang mengatakan, salah satu penyebab mengapa harga cabai naik adalah lantaran harga pupuk non subsidi naik tajam.

Bhima mengatakan, pupuk urea bisa lebih dari 200 persen kenaikan harganya.

"Hal ini jugalah yang menyebabkan biaya produksi naik, sehingga harga cabe ikut mahal. Selain tentunya ada faktor cuaca, dan musim tanam yang berbeda di beberapa daerah penghasil utama," kata Bhima.

Baca juga: Setelah Gandum, Harga Beras Dunia Diproyeksi Bakal Makin Mahal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com