Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Jatuh Menyusul Kekhawatiran pada Resesi Global

Kompas.com - 07/07/2022, 06:58 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

LONDON, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia turun ke bawah level 100 dollar AS per barel pada Rabu (6/7/2022) waktu setempat. Penurunan harga minyak dunia terjadi menyusul kekhawatiran akan resesi global yang semakin meningkat.

Mengutip New York Times, harga patokan minyak mentah Brent turun 3 persen menjadi 99,61 dollar AS per barel. Demikian juga dengan harga minyak mentah, West Texas Intermediate (WTI) yang mengalami penurunan 1 persen menjadi 98,53 dollar AS.

Louise Dickson, analis senior di Rystad Energy mengatakan, harga minyak mentah dunia sempat naik 120 dollar AS per barel bulan lalu, namun dalam dua pekan belakangan terjadi penurunan yang konsisten.

Baca juga: G20 Empower Gandeng Microsoft untuk Dorong Peran Perempuan dalam Ekonomi Digital

Menurut dia, pada dasarnya tidak ada perubahan mendasar di pasar energi, hanya saja, penjualan bahan bakan di AS mengalami hambatan, seiring dengan ekonomi yang juga melambat.

“Jika resesi terjadi, dan inflasi terus mendorong harga menjadi lebih tinggi, permintaan minyak hampir pasti mengalami penurunan,” kata Dickson.

Menurutnya, dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, harga minyak akan sangat bergantung pada seberapa dalam resesi yang terjadi, dan juga seberapa kuat permintaan China saat negara tersebut mulai keluar dari wabah Covid-19.

Di sisi lain, tidak ada tanda bahwa perang Rusia di Ukraina akan berakhir dalam waktu dekat, dan meskipun sanksi Barat diperketat, ekspor minyak Rusia tetap lebih kuat.

Baca juga: Subsidi Energi Harus Tepat Sasaran untuk Atasi Gejolak Tingginya Harga Minyak Dunia

Sementara itu, jika Eropa kekurangan gas alam musim dingin mendatang, utilitas akan dipaksa untuk membakar lebih banyak minyak, yang dapat menghambat pasokan dan menaikkan harga minyak mentah.

Di AS, harga bensin juga mengalami penurunan, tapi kecepatan penurunannya sedikit lebih lambat karena dibutuhkan satu hingga dua pekan untuk SPBU memperhitungkan harga minyak mentah. Adapun harga rata–rata nasional untuk bensin reguler di AS turun 2 sen menjadi 4,78 per galon, dan rata–rata harga gas di AS adalah 5 dollar AS per galon.

Sementara itu, kapasitas kilang minyak AS dinilai tidak mencukupi pasokan karena mengirim lebih banyak bahan bakar ke Eropa sebagai kompensasi untuk pengurangan impor Rusia.

Sedangkan musim badai Atlantik yang diperkirakan menuju ke Pantai Teluk Meksiko juga dikhawatirkan akan menimbulkan kerusakan pada kilang, dimana hal ini bisa mendorong lonjakan harga gas dan solar.

Baca juga: Dikaitkan dengan ACT, Bukalapak Buka Suara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Bea Cukai Jember Sita 59 Liter Miras Ilegal Bernilai Belasan Juta Rupiah di Kecamatan Silo

Whats New
IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com