JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat pada penutupan sesi I perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/7/2022). Dibuka menguat, IHSG sempat menyentuh level 6.700 pada sesi I perdagangan hari ini.
Berdasarkan data RTI, IHSG dibuka menguat pada level 6.659,19 dari posisi penutupan sesi perdaganan kemarin 6.651,90. IHSG bahkan sempat menyentuh posisi tertinggi 6.702,07.
Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG tercatat menguat 0,125 poin ke level 6.652,03.
Tercatat, terdapat 245 saham yang parkir di zona hijau, 242 saham merah, dan 168 saham lainya stagnan. Jumlah transaksi siang ini mencapai Rp 5,32 triliun dengan volume 10,08 miliar saham.
Baca juga: Bos PLN Sebut Transisi Energi di RI Bisa Dorong Kesejahteraan Masyarakat
Adapun top gainers ditempati oleh Dewi Shri Farmindo (DEWI) yang melesat 35 persen ke level Rp 135 per saham. Kemudian, Esta Multi Usaha (ESTA) yang melonjak 21,43 persen ke posisi Rp 595 per saham. Cahayaputra Asa Keramik (CAKK) juga menguat 15,7 persen menjadi Rp 162 per saham.
Di sisi lain, top losers siang ini ditempati oleh Nusa Kontruksi Enjiniring (DGIK) yang ambles 6,36 persen ke level Rp 103 per saham. Kemudian Trimitra Propertindo (LAND) juga terjun 5,19 persen ke posisi Rp 128 per saham. Dilanjutkan oleh Berkah Beton Sadaya (BEBS) di level Rp 4.980 per saham atau melemah 4,23 persen.
Sementara itu, bursa Asia lain juga terpantau menguat, di mana Hang Seng Hong Kong, Shanghai Komposit, dan Straits Times menguat masing-masing sebesar 2,65 persen, 1,48 persen, dan 0,69 persen.
Adapun masing-masing terkoreksi sebesar 1,91 persen dan 0,91 persen.
Baca juga: OJK Cabut Sanksi Pembekuan Usaha Hewlett Packard Finance, Ini Alasannya
CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya mengatakan, IHSG berpotensi menguat secara terbatas pada sesi perdagangan hari ini.
Menurutnya, mengawali minggu ke empat di awal semester dua, pergerakan IHSG masih akan terlihat dalam rentang konsolidasi wajar dengan potensi kenaikan terbatas.
Harga komoditas yang terlihat berpotensi berada dalam kondisi tertekan dinilai dapat memberikan sentimen yg kurang baik terhadap pergerakan saham emiten yang berkaitan dengan harga komoditas.
“Namun, ini dapat membuka peluang untuk investor melakukan akumulasi beli bagi saham diluar sektor komoditas yang memiliki fundamental solid, dan memiliki market cap besar,” tuturnya.
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.