Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Variatif, Harga Minyak Mentah Masih di Bawah 100 Dollar AS

Kompas.com - 09/08/2022, 08:04 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah masih bergerak di kisaran 90 dollar AS per barrel pada perdagangan Senin (9/8/2022) waktu setempat.

Pergerakan harga minyak mentah didukung berbagai sentimen antara lain investor mempertimbangkan pembicaraan kesepakatan nuklir AS-Iran dan potensi penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) mencapai 90 dollar AS per barrel atau turun 0,24 persen setelah sempat menguat pada akhir pekan lalu. Sementara itu, minyak mentah jenis Brent naik 1,8 persen menjadi 96,65 dollar AS per barrel.

Ketidakpastian seputar pasokan Iran membantu minyak mentah melayang lebih tinggi di pasar di mana kekurangan telah diperburuk oleh sanksi terhadap energi Rusia.

Baca juga: 1 Tahun Alih Kelola Blok Rokan, Pertamina Kembangkan 376 Sumur Baru hingga Genjot Produksi Minyak Jadi 161.000 Bph

Sebuah rancangan teks untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 telah diajukan oleh Uni Eropa, dan AS dan Iran memiliki waktu berminggu-minggu untuk memutuskan apakah akan menerimanya, pejabat Eropa yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan pada hari Senin.

Rebecca Babin, pedagang energi senior di CIBC Private Wealth Management mengatakan, pembicaraan seputar kemungkinan kembalinya pasokan Iran terus membuat pasar bingung.

“Pada saat yang sama, volume perdagangan tetap cukup hangat dan tidak perlu banyak menggerakkan pasar saat ini," ujar Rebecca.

Data yang dirilis selama akhir pekan menunjukkan impor minyak mentah China naik pada Juli dari level terendah dalam empat tahun karena aktivitas perjalanan dan transportasi membaik setelah pembatasan Covid-19 mereda.

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc. memangkas perkiraan harga jangka pendeknya. Bank sebelumnya memprediksi 140 dollar AS per barrel untuk Brent pada kuartal ketiga, tetapi sekarang menjadi 110 dollar AS per barrel.

“Harga minyak turun, tapi tidak tersalurkan. Kami berharap pasar minyak akan tetap dalam defisit yang tidak berkelanjutan dengan harga saat ini,” kata Damien Courvalin, mengatakan dalam catatan 7 Agustus.

Harga minyak mentah telah bergejolak pada tahun 2022, melonjak di bulan-bulan pembukaan tahun ini setelah invasi Rusia ke Ukraina. Namun, tenggelam dari Juni karena kekhawatiran perlambatan global semakin meningkat. Di sisi lain, inflasi yang meningkat telah mendorong bank sentral, termasuk Federal Reserve, untuk menaikkan suku bunga.

Baca juga: Viral Minyak Goreng Mengambang di Laut, Kemendag: Sudah Selesai Ditangani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com