JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menilai potensi pertumbuhan ekonomi dan keuangan digital (EKD) di Indonesia sangatlah besar, bahkan akan melebihi 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada 2030.
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, berdasarkan data Google Report nilai EKD Indonesia di 2030 akan mencapai 360 miliar dollar AS sedangkan saat ini produk domestik bruto (PDB) Indonesia sekitar 1 triliun dollar AS.
"Artinya kan sudah 30 persen lebih itu ekonomi kita base on EKD," ujarnya saat acara 4th Indonesia Fintech Summit 2022, Jumat (11/11/2022).
Baca juga: Ekonomi Digital RI Diproyeksi Capai 77 Miliar Dollar AS di 2022, Ini Pendorongnya
Menurutnya, pengimplementasian EKD di Indonesia dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19 lantaran seluruh transaksi hanya dapat dilakukan secara online melalui uang elektronik, digital banking, hingga mobile banking.
"Kita bersyukur positif aspeknya dari adanya Covid-19 adalah ini mempercepat proses digitalisasi di Indonesia," kata dia.
Dia menambahkan, komposisi penduduk Indonesia juga didominasi oleh generasi muda yang lebih familiar terhadap perkembangan teknologi sehingga penetrasi EKD di Indonesia dapat lebih mudah dilakukan.
"Dan penetrasinya kalau kita lihat, sekarang yang pertumbuhannya cepat itu justru lebih banyak di yang non-perkotaan," ungkapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan, antara ekonomi digital dan keuangan digital ini harus berjalan beriringan dalam perekonomian nasional agar tidak terjadi shadow banking.
"Kita tidak ingin terjadi shadow banking di mana keuangan digital atau fintech bergerak cepat tidak diimbangi dengan ekonomi digitalnya," ucapnya.
Baca juga: Menko Airlangga: Sektor Keuangan Digital Sangat Menjanjikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.