Demi Literasi Pasar Modal, Mandiri Sekuritas Buka Kembali Galeri Investasi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Mandiri Sekuritas mengaktifkan kembali 4 Galeri Investasi di universitas, dalam rangka mendongkrak tingkat literasi pasar modal. Kali ini, Mandiri Sekuritas menggandeng Indonesia Banking School, Universitas Pakuan Bogor, Universitas MH Thamrin, dan Universitas International Semen Indonesia.

Direktur Retail Mandiri Sekuritas Theodora Manik mengatakan, Galeri Investasi berperan sebagai pusat informasi produk-produk serta mekanisme pasar modal Indonesia. Kehadiran sarana ini diharapkan dapat mendorong para mahasiswa untuk berinvestasi.

"Kami sangat senang dapat mengaktifkan kembali Galeri-galeri Investasi Mandiri Sekuritas untuk meningkatkan literasi keuangan pasar modal di kalangan mahasiswa," kata dia, dalam keterangannya, Kamis (24/11/2022).

Baca juga: Hadapi Ancaman Resesi, Pengusaha Pelayaran: Tetap Optimistis dan Waspada

Lebih lanjut Theodora bilang, melalui Galeri Investasi pihaknya memberikan serangkaian program, utamanya edukasi yang dilakukan oleh praktisi pasar modal terkemuka. Selain itu, di dalam Galeri Investasi juga dilaksanakan kompetisi trading saham.

"Rangkaian program edukasi kami yakini akan meningkatkan pengetahuan, skills, dan kompetensi para mahasiswa dalam berinvestasi melalui platform digital Mandiri Online Securities Trading (MOST) untuk membangun keuangan masa depan mereka," tuturnya.

Peningkatan literasi pasar modal memang menjadi sangat penting. Pasalnya, berdasarkan data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK 2022, tingkat literasi pasar modal justru merosot menjadi 4,11 persen, sementara tingkat inklusi meningkat pesat menjadi 5,19 persen.

Galeri Investasi sendiri merupakan salah satu bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Hidup (TJSL) Mandiri Sekuritas pilar Literasi dan Inklusi Keuangan. Theodora menjelaskan, dalam pilar ini, program-program edukasi literasi pasar modal lainnya juga diselenggarakan bekerja sama dengan berbagai universitas lain dan yayasan.

Baca juga: Analogi Rumput dan Pohon: UMKM Vs Perusahaan Besar