Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buwas Ragu Stok Beras Bisa Capai 1 Juta Ton di Akhir Tahun

Kompas.com - 08/12/2022, 06:36 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso ragu stok cadangan beras pemerintah (CBP) bisa mencapai 1 juta ton hingga akhir tahun seperti yang ditargetkan pemerintah. Sekalipun stok beras itu dipenuhi dari impor.

Ia menjelaskan, dengan kondisi stok cadangan beras pemerintah saat ini sebanyak 295.337 ton dan sebagian akan digunakan untuk operasi pasar, maka diperkirakan hingga akhir tahun stok beras tersisa 200.000 ton.

"Kalau dengan 200.000 itu sisa, berarti targetnya Bulog untuk penuhi yang 1 juta CBP enggak tercapai," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Rabu (7/12/2022).

Baca juga: Buwas Sebut Ada Pelaku Usaha yang Memainkan Harga Beras

Buwas, sapaan akrabnya, menuturkan penugasan Bulog untuk memenuhi target stok cadangan beras pemerintah sebanyak 1 juta ton merupakan keputusan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas).

Kesepakatan rapat tersebut, upaya pemenuhan target stok CBP itu dapat dipasok dari dalam negeri maupun impor masing-masing sebanyak 500.000 ton. Namun, memang diutamakan untuk pengadaan dari dalam negeri.

Hanya saja, berdasarkan pengecekan di lapangan oleh timnya, pasokan beras dalam negeri tak cukup untuk diserap, terlebih harganya pun lebih tinggi dari ketentuan harga beras yang bisa diserap oleh Bulog.

Menurut Buwas, dalam beberapa minggu terakhir saja, Bulog hanya mampu menyerap 166.000 ton beras dari petani dalam negeri.

Jumlah itu jauh dari target yang disepakati dalam rapat dengan Komisi VI DPR pada 23 November 2022 lalu, bahwa Kementerian Pertanian harus mampu menyediakan 600.000 ton beras untuk diserap Bulog.

Maka salah satu upaya untuk bisa memenuhi target tersebut yakni melalui impor. Meski begitu, Buwas menyadari penambahan stok beras dari impor pun tidak akan mampu mencapai target 1 juta ton, terlebih mengingat tenggat waktu yang semakin sempit.

Baca juga: Semakin Berkurang, Cadangan Beras Pemerintah di Bulog Sisa 295.337 Ton

"Persoalan sekarang kalau kita memenuhi dari impor pun, ini juga belum tentu ada kepastian bisa sesuai dengan tugas Bulog (capai stok CBP 1 juta ton)," kata dia.

Ia menjelaskan, jika dengan ditambah serapan beras yang dilakukan Bulog sebesar 166.000 ton, maka total khusus untuk stok beras CBP di akhir tahun diperkiakan mencapai sekitar 300.000 ton.

Selanjutnya, bila di waktu yang singkat ini bisa memenuhi impor beras misalnya sebanyak 200.000 ton, maka dengan ditambah perkiraan sisa stok sebelumnya, total stok beras CBP di akhir tahun hanya sekitar 500.000 ton.

"Katakanlah bisa (impor) 100.000-200.000 ton, seandainya. Ini juga tidak mencapai tugas Bulog, akhir tahun hanya punya 500.000 ton," ucapnya.

Sementara, selama menuju masa panen raya yang akan terjadi di Maret 2023, Bulog harus terus melakukan operasi pasar untuk mengintervensi harga agar tetap stabil. Adapun pasokan beras yang digunakan untuk operasi pasar tersebut berasal dari cadangan beras pemerintah.

"Plus (perkiraan stok CBP 500.000 ton di akhir tahun) itu harus dikurangi lagi di Januari-Februari karena operasi pasar masih tinggi, kemungkinan keluarkan 300.000 ton. Jadi balik lagi stoknya, 200.000 ton lagi," jelas Buwas.

Baca juga: Babak Baru Polemik Perbedaan Data Stok Beras Kementan Vs Bulog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com