Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Memasuki bulan Ramadan, tentunya akan ada banyak kebutuhan yang harus kita penuhi. Mulai dari membeli pakaian baru, memberikan uang kepada sanak saudara, hingga mudik ke kampung halaman.
Semua itu diperlukan uang dengan jumlah yang tak sedikit dan harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Jika tidak, kita harus dihadapkan dengan risiko keuangan yang minus.
Hal ini pula disampaikan oleh Joice Tauris Santi dan Djumiyati Partawidjaja, Certified Financial Planner, dalam siniar CUAN episode “Persiapan CUAN Menyambut Bulan Ramadhan” dengan tautan akses dik.si/CUANRamadan.
Padatnya aktivitas di bulan Ramadan membuat kita harus cerdas dalam mengelola keuangan. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengelolanya.
Membuat rancangan keuangan ini berguna agar kita tahu seberapa banyak uang yang dikeluarkan untuk kebutuhan Ramadan. Buatlah prediksi pengeluaran dengan referensi kegiatan Ramadan yang dilakukan tahun lalu.
Setelah membuat rancangan, kita harus membandingkannya dengan penghasilan. Hal ini dilakukan agar kita mengetahui biaya mana yang harus dikurangi penggunaannya untuk dialokasikan ke kebutuhan Ramadan.
Baca juga: 5 Mitos Financial Freedom
Misalnya, memiliki jadwal buka bersama selama 6 kali dengan total maksimal Rp200.000. Jika sudah membuat rencana, kita harus disiplin mengikutinya agar target bisa tercapai. Bahkan, lebih cepat dan banyak lebih bagus agar kita memiliki sisa uang.
Joice dan Djum pun menyarankan agar kita menyiapkan uang kebutuhan Ramadan sejak jauh-jauh hari, misalnya setahun. Hal ini dilakukan agar kita bisa menutup pengeluaran.
Pasalnya, pengeluaran yang tak terkendali bisa menimbulkan utang dan ini bukan indikasi yang baik bagi keuangan kita. Djum bahkan berkelakar, “Tinggal satu kali klik, selesai, tapi selesai juga kita.”
Misalnya, jika membutuhkan anggaran Rp1,2 juta, kita bisa menabung Rp100.000/bulan selama 12 bulan ke depan. Hal ini pun mulai bisa diterapkan untuk mempersiapkan lebaran pada tahun selanjutnya.
Bulan Ramadan ini memberikan peluang bagi semua orang untuk membuka usaha. Hal ini dilakukan untuk menambah pemasukan dalam memenuhi kebutuhan Ramadan.
Kita bisa mulai menjual takjil (hidangan ringan untuk berbuka), parsel, hampers, kue-kue kering, hingga baju lebaran dalam bentuk reseller jika malas untuk memproduksinya sendiri.
Saat bulan Ramadan, kita dituntut untuk mampu mengontrol hawa nafsu. Salah satunya adalah nafsu untuk berbelanja karena lapar mata.
Saat memiliki uang, kita biasanya akan berbelanja secara impulsif. Setelahnya, kita bisa saja menyesal dan meninggalkan barang yang dibeli. Melalui bulan ini, kita harus bisa mengontrol diri agar tak mudah impulsif sehingga keuangan pun tetap terjaga.
Baca juga: Menjadi Sosok Pemimpin Perempuan Masa Kini