Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Dongeng adalah medium yang digunakan untuk bercerita kepada anak-anak. Siapa pun bisa melakukan kegiatan ini asalkan mampu menyampaikan cerita dongeng kepada para audiensnya.
Meski terdengar mudah, dongeng memiliki segudang manfaat yang dapat dirasakan oleh audiens dan pendongengnya. Kebermanfaatan ini juga dirasakan Ariyo Zidni, Founder Komunitas Ayo Dongeng Indonesia sekaligus pendongeng.
Dalam siniar Obsesif episode “Seni Mengatakan Tanpa Mengatakan” dengan tautan akses dik.si/ObsesifAriyo, Ariyo mengungkapkan perjalanan kariernya dalam dunia yang penuh interaksi dengan anak-anak ini.
Ariyo mengungkapkan ketertarikannya pada dongeng berawal dari dosennya saat kuliah. Saat itu, dosen tersebut sedang mengadakan proyek mendongeng di RSCM untuk anak-anak pejuang kanker dan tumor.
Pemuda yang senang membaca buku dan cerita itu pun tertarik. Sejak awal, kecintaannya pada dunia literasi anak pun ditunjukkan dengan mengoleksi majalah bobo dan komik tintin. Setelah melakukan kegiatan itu, Ariyo pun merasa jatuh cinta dengan dongeng.
Baca juga: Ingin Karier Lancar? Perhatikan 3 Hal Ini!
“Gila, ya, ini gue cuma ngeluangin waktu terus gue ngedongeng, gak bawa hadiah, gak pake kostum yang berlebihan, gak pake makeup, gak bawa boneka. Udah. Cuma bercerita aja, santai,” ujarnya.
Saat mendongeng, ia terkesima. Dengan medium terbatas, audiensnya–mulai dari anak-anak hingga suster yang menjaga–pun merasa senang. Aktivitas ini pun menjadi obat sekaligus pelarian sesaat mereka.
Pasalnya, setelah menjalani hari yang berat untuk berobat, dongeng bisa membuat anak-anak itu melupakan penyakitnya. Perasaan senang yang juga dialami Ariyo pun membuatnya rutin mendongengi mereka setiap dua minggu sekali dengan rentang waktu satu setengah jam.
Ariyo mengaku mulai memutuskan profesional di bidang ini ketika ada orang yang berani membayarnya. Sebab, ia memang sudah lebih dahulu bergelut di profesi yang cukup jauh berbeda dengan dunia literasi.
Ariyo pun hanya mendongeng dari TK ke TK dan hanya dibayar dengan konsumsi.
Namun, ada satu peristiwa yang semakin memperkuat keyakinannya terhadap dunia ini, yaitu Tsunami Aceh 2005 silam. Saat mendengar berita itu, pintu hatinya terketuk ingin sekali membantu. Akhirnya, keinginan pemuda itu pun terjawab.
Komnas Perlindungan Anak menghubunginya untuk mendongengi anak-anak yang berada di posko penampungan. Keputusan yang harus diambil dengan cepat ini pun membuatnya tak lagi berpikir panjang. Ariyo bergegas ke kantor untuk mengajukan surat resign.
Ia mengungkapkan alasannya, “Karena di sana gak tahu ketika lo berangkat bisa pulang lagi apa engga dalam waktu berapa lama. Kan gak mungkin gue sebulan minta cuti.”
Baca juga: Waspada Mental Block Issue Mengganggu Produktivitas
Meski begitu, perusahaannya memberikan cuti secara cuma-cuma karena tugas yang Ariyo lakukan berlandaskan kemanusiaan. Setelah pulang dari kegiatan tersebut, ia semakin yakin untuk fokus di dunia dongeng karena perkataan sang ayah, yaitu “Gak harus kerja tetap yang penting tetap kerja”.