Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Dongeng, Passion Sekaligus Karier bagi Ariyo Zidni

Kompas.com - 10/04/2023, 18:09 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion

KOMPAS.com - Dongeng adalah medium yang digunakan untuk bercerita kepada anak-anak. Siapa pun bisa melakukan kegiatan ini asalkan mampu menyampaikan cerita dongeng kepada para audiensnya.

Meski terdengar mudah, dongeng memiliki segudang manfaat yang dapat dirasakan oleh audiens dan pendongengnya. Kebermanfaatan ini juga dirasakan Ariyo Zidni, Founder Komunitas Ayo Dongeng Indonesia sekaligus pendongeng.

Dalam siniar Obsesif episode “Seni Mengatakan Tanpa Mengatakan” dengan tautan akses dik.si/ObsesifAriyo, Ariyo mengungkapkan perjalanan kariernya dalam dunia yang penuh interaksi dengan anak-anak ini.

Berawal dari Ajakan di Bangku Kuliah

Ariyo mengungkapkan ketertarikannya pada dongeng berawal dari dosennya saat kuliah. Saat itu, dosen tersebut sedang mengadakan proyek mendongeng di RSCM untuk anak-anak pejuang kanker dan tumor.

Pemuda yang senang membaca buku dan cerita itu pun tertarik. Sejak awal, kecintaannya pada dunia literasi anak pun ditunjukkan dengan mengoleksi majalah bobo dan komik tintin. Setelah melakukan kegiatan itu, Ariyo pun merasa jatuh cinta dengan dongeng.

Baca juga: Ingin Karier Lancar? Perhatikan 3 Hal Ini!

“Gila, ya, ini gue cuma ngeluangin waktu terus gue ngedongeng, gak bawa hadiah, gak pake kostum yang berlebihan, gak pake makeup, gak bawa boneka. Udah. Cuma bercerita aja, santai,” ujarnya.

Saat mendongeng, ia terkesima. Dengan medium terbatas, audiensnya–mulai dari anak-anak hingga suster yang menjaga–pun merasa senang. Aktivitas ini pun menjadi obat sekaligus pelarian sesaat mereka.

Pasalnya, setelah menjalani hari yang berat untuk berobat, dongeng bisa membuat anak-anak itu melupakan penyakitnya. Perasaan senang yang juga dialami Ariyo pun membuatnya rutin mendongengi mereka setiap dua minggu sekali dengan rentang waktu satu setengah jam.

Dongeng Sebagai Pilihan Karier

Ariyo mengaku mulai memutuskan profesional di bidang ini ketika ada orang yang berani membayarnya. Sebab, ia memang sudah lebih dahulu bergelut di profesi yang cukup jauh berbeda dengan dunia literasi.

Ariyo pun hanya mendongeng dari TK ke TK dan hanya dibayar dengan konsumsi.

Namun, ada satu peristiwa yang semakin memperkuat keyakinannya terhadap dunia ini, yaitu Tsunami Aceh 2005 silam. Saat mendengar berita itu, pintu hatinya terketuk ingin sekali membantu. Akhirnya, keinginan pemuda itu pun terjawab.

Komnas Perlindungan Anak menghubunginya untuk mendongengi anak-anak yang berada di posko penampungan. Keputusan yang harus diambil dengan cepat ini pun membuatnya tak lagi berpikir panjang. Ariyo bergegas ke kantor untuk mengajukan surat resign.

Ia mengungkapkan alasannya, “Karena di sana gak tahu ketika lo berangkat bisa pulang lagi apa engga dalam waktu berapa lama. Kan gak mungkin gue sebulan minta cuti.”

Baca juga: Waspada Mental Block Issue Mengganggu Produktivitas

Meski begitu, perusahaannya memberikan cuti secara cuma-cuma karena tugas yang Ariyo lakukan berlandaskan kemanusiaan. Setelah pulang dari kegiatan tersebut, ia semakin yakin untuk fokus di dunia dongeng karena perkataan sang ayah, yaitu “Gak harus kerja tetap yang penting tetap kerja”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com