Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ciputra Ikut Dorong Pengembangan "Health Tourism" di Indonesia

Kompas.com - 09/05/2023, 16:59 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Meningkatnya tren health torism atau wisata kesehatan mendorong Ciputra SMG Eye Clinic untuk turut berpartisipasi mengembangkan bisnis tersebut. Sebab, saat ini masih banyak warga RI yang memilih berobat sekaligus berwisata ke luar negeri ketimbang ke dalam negeri.

Berdasarkan data pariwisata tahun 2021, sebanyak 1,2 juta wisatawan Indonesia keluar negeri dan 699.000 di antaranya melakukan perawatan medis ke luar negeri. Hal inilah yang membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong health-tourism untuk menarik minat turis domestik dan luar negeri dengan tujuan perawatan medis.

Direktur Ciputra SMG Eye Clinic, drg. Ferra J. Papilaya, MM.,MARS mengatakan, salah satu perawatan medis yang cukup populer dilakukan di luar negeri adalah perawatan mata.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan, 1,6 juta menderita kebutaan, dan 6,4 juta mengalami gangguan penglihatan sedang dan berat.

Hal ini tentunya berdampak pada kualitas hidup serta produktivitas, karena kita ketahui bersama bahwa mata adalah salah satu organ tubuh yang paling vital.

Data Ciputra SMG Eye Clinic di Surabaya dan jakarta juga menunjukkan bahwa hampir separuh dari pasien mereka berasal dari luar dua kota tersebut.

Baca juga: Banyak Orang Berobat ke Luar Negeri, IDI Pastikan Dokter di Indonesia Tak Kalah Bagus

 

Hal ini didorong oleh mereka yang berpartner dengan Singapore Medical Group, memiliki standar pelayanan, para dokter spesialis mata dan fasilitas yang sangat mumpuni, termasuk kemudahan dan pelayanan terintegrasi yang merupakan bagian dari health-tourism.

"Ciputra SMG Eye Clinic merupakan salah satu dari beberapa layanan kesehatan yang mendukung program pemerintah Indonesia untuk mengembangkan health-tourism terintegrasi, beberapa fasilitas kesehatan lain di Indonesia juga mulai berbenah untuk menerapkan fasilitas health-tourism," kata drg. Ferra melalui keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Sebut Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Menkes: Kita Kekurangan Dokter Spesialis

"Health-tourism di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang, dengan daya tarik wisata kesehatan yang unik dan beragam, serta dukungan layanan kesehatan yang semakin berkualitas," lanjutnya.

Ia berharap, melalui pengembangan health-tourism ini, diharapkan Indonesia dapat menghemat devisa negara, meningkatkan kunjungan wisatawan, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor pariwisata dan kesehatan.

Baca juga: Malang Diplot Jadi Kawasan Health Tourism, Layanan Kesehatan Prima Harus Ditingkatkan

Target pertumbuhan health-tourism RI

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari penyedia layanan kesehatan, tenaga medis, rumah sakit, klinik kesehatan, hotel, pusat perbelanjaan, hingga fasilitas rekreasi dan regulator untuk turut serta dalam pengembangan health-tourism Indonesia.

Dalam pernyataannya pada saat meresmikan Malang Health Tourism April 2023 lalu, Sandiaga Uno mengingatkan bahwa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand telah berhasil mengembangkan sektor ini dalam kurun waktu 15-20 tahun.

"Kita melihat bagaimana Malaysia, Thailand, perlu waktu 15 - 20 tahun. Tapi pasarnya dari Indonesia, kalau kita gerak cepat, saya yakin dalam lima tahun kita betul-betul menyamai layanan kesehatan yang diberikan. Konsepnya harus kolaboratif, harus gotong royong," ujar Sandiaga.

Sandiaga juga menekankan pentingnya pengalaman yang diberikan kepada pasien yang datang ke fasilitas kesehatan di Indonesia.

"Rasanya yang harus dimiliki oleh pasien jika datang ke fasilitas-fasilitas kesehatan, harus merasa terlayani, dan merasa diorangkan. (Untuk Penyedia layanan kesehatan) Yang diubah itu mindsetnya, bagaimana memberikan layanan terbaik dan prima, dengan dukungan pemerintah pusat sampai provinsi, kabupaten, kota, hingga pelaku usaha," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com