Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badai PHK Berlanjut, LinkedIn Pangkas 716 Karyawan dan Tutup Aplikasi InCareer

Kompas.com - 09/05/2023, 16:34 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Platform media sosial untuk profesional, LinkedIn, melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 716 karyawannya. Selain itu, LinkedIn juga menutup aplikasi InCareer miliknya di China.

Dalam surat yang ditujukan untuk karyawan, CEO LinkedIn Ryan Roslansky mengatakan, keputusan ini dibuat akibat adanya pergeseran perilaku konsumen dan pertumbuhan pendapatan perusahaan yang lebih lambat.

"Saat kami memandu LinkedIn melalui lanskap yang berubah dengan cepat ini, kami membuat perubahan pada Global Business Organization kami dan strategi (bisnis di) China kami yang akan mengakibatkan pengurangan 716 karyawan," tulis Roslansky, dikutip dari CNN, Selasa (9/5/2023).

Baca juga: Bos Apple Tim Cook Sebut Tak Pertimbangkan Lakukan PHK Massal

Roslansky menyebut, perusahaan memperkirakan kondisi makro masih akan menantang ke depannya sehingga pihaknya berkomitmen untuk terus mengelola pengeluaran perusahaan saat akan berinvestasi di sektor strategis.

Sebagai bagian dari langkah tersebut, LinkedIn akan menghapus aplikasi InCareer pada 9 Agustus 2023. Alasannya karena adanya persaingan sengit dan iklim ekonomi makro yang menantang.

Sebagai informasi, aplikasi InCareer merupakan aplikasi untuk membantu para profesional yang berbasis di China daratan untuk menemukan pekerjaan dan membantu perusahaan China untuk menemukan pekerja.

Baca juga: Krisis Perbankan AS, Morgan Stanley Bakal PHK 3.000 Karyawan

Meski demikian, LinkedIn akan tetap mempertahankan kehadirannya di China, termasuk menyediakan layanan bagi perusahaan yang beroperasi di sana untuk mempekerjakan dan melatih karyawan di luar negeri.

LinkedIn menjadi aplikasi media sosial besar asal Barat terakhir yang masih beroperasi di China daratan. Twitter, Facebook, dan Youtube telah dilarang di negara itu selama lebih dari satu dekade sedangkan Google keluar dari China pada awal 2010.

Dengan adanya PHK ini, perusahaan milik Microsoft Corp ini telah bergabung dengan banyak perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang telah melakukan PHK yang signifikan di tahun ini.

Baca juga: Usai Gelombang PHK, Amazon Bukukan Laba Rp 46,91 Triliun

Perusahaan Meta mengumumkan penambahan PHK karyawan sebanyak 10.000 orang pada Maret lalu setelah pada 2022 sudah melakukan PHK masal.

Pada bulan yang sama, Amazon juga mengumumkan langkah PHK untuk 9.000 karyawan, menyusul 18.000 orang lainnya yang sudah di-PHK pada Januari 2023.

Baca juga: Peritel GAP Bakal PHK 1.800 Karyawan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com