Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Meroket, Suku Bunga di Argentina Dekati 100 Persen

Kompas.com - 16/05/2023, 12:24 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNN

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Sentral Argentina kembali mengerek tingkat suku bunga acuannya sebesar 6 persen pada Senin (15/5/2023) waktu setempat. Dengan kenaikan tersebut, kini tingkat suku bunga acuan Bank Sentral Argentina berada pada level 97 persen.

Langkah kebijakan pengetatan moneter yang agresif diambil bank sentral, seiring dengan kesulitan yang dihadapi pemerintah Agrentina dalam mengatasi inflasi. Pada April 2023, inflasi Argentina masih menembus level 100 persen, level tertinggi dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Berdasarkan data Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), Argentina menjadi negara ketiga dengan kenaikan inflasi paling tinggi di dunia. Argentina hanya berada di belakang Venezuela dan Zimbabwe.

Baca juga: Inflasi Melonjak, Pertumbuhan Ekonomi Pakistan Stagnan

Selain meredam inflasi, Bank Sentral Argentina berharap, kenaikan tingkat suku bunga acuan yang agresif akan mendorong investasi dalam mata uang peso. Hal ini kemudian diharapkan dapat membantu menstabilkan peso yang telah terdepresiasi sebesar 23 persen terhadap dollar AS sejak awal 2023.

Dilansir dari CNN, jelang pemilihan presiden yang akan digelar pada Oktober mendatang, Menteri Keuangan Sergio Massa tengah fokus menghindari devaluasi mata uang yang lebih dalam dan meredam inflasi. Massa saat ini memang menjadi salah satu kandidat potensial dari partai pihak ketiga.

Akan tetapi, analis menilai pemerintah Argentina telah kalah dalam perang melawan inflasi. Hal ini terefleksikan dari laju inflasi yang terus melesat.

Baca juga: Demi Redam Inflasi, Inggris Naikkan Suku Bunga Lagi


"Menurut saya, pemerintah benar-benar kalah melawan inflasi," ujar mantan Deputi Manajer Bank Sentral Argentina, Miguel Kiguel, dikutip Selasa (16/5/2023).

Miguel menilai pemerintah Argentina terlambat dalam mengambil langkah. Ia membenarkan, kenaikan suku bunga merupakan salah satu senjata utama untuk memerangi inflasi. Namun kebijakan itu memerlukan waktu untuk memberikan dampak.

"Ketika bank sentral menaikan suku bunga, efeknya baru akan dirasakan dua atau tiga bulan setelahnya, dan jangka waktu itu tidak cocok dengan situasi Argentina saat ini," ucapnya.

Baca juga: Gandeng Agung Podomoro Land, Bank Mandiri Tawarkan Promo KPR Bebas Biaya Provisi hingga Suku Bunga Rendah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com