Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sinarmas Gelontorkan Rp 447 Miliar untuk Keamanan Siber

Kompas.com - 22/05/2023, 11:12 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) menggelontorkan investasi sebesar 25 juta dollar AS sampai dengan 30 juta dollar AS yang setara dengan Rp 447 miliar (kurs Rp 14.930 per dollar AS) untuk mendukung keamanan siber.

“Investasi yang kita keluarkan di beberapa tahun terakhir alokasinya sekitar 25-30 juta dollar AS, untuk bank Sinarmas, mencakup infrastruktur hardware, software, network, hingga database nasabah yang semuanya terkait dengan IT,” kata Direktur Bank Sinarmas Soejanto Soetjijo saat ditemui di acara WreckIT 4.0 di Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Soejanto mengatakan, untuk mendukung keamanan dari serangan siber, pihaknya mengadopsi konsultan IT international,dengan frame work yang berlaku secara global. Kesiapan infrastruktur ini sudah dilakukan sejak tahun 2018.

Baca juga: Bertemu Kepala BSSN, Dirut BSI Koordinasi Tangani Serangan Siber

“Kita memiliki satu frame work yang memang berlaku global karena kita sudah menerapkan ini sejak tahun 2018, dan secara berkala tiap tahun kita lakukan audit ulang,” jalas Soejanto.

Soejanto optimistis bahwa tingkat keamanan siber Bank Sinarmas, termasuk unit usaha syariah yang akan spin off tahun ini cukup memadai. 

“Kita bank yang tidak terlalu besar tapi, kita memiliki Security Operating Center tersendiri yang berjalan 24 jam. Ini tidak mudah, tidak murah, dan cukup complicated,” ujarnya.

Security Operating Center milik Bank Sinarmas juga dialokasikan dari dana investasi yang mencapai Rp 447 miliar tersebut. Dalam Security Operating Center, Bank Sinarmas melakukan perlindungan infrastruktur perbankan sesuai dengan frame work yang dibutuhkan.

“Kita sudah menerapkan satu frame work security oleh konsultan international. Kita sudah punya Security Operating Center. Kita optimis bahwa siber security sudah dibentengi oleh pertahanan yang memadai,” tegasnya.

Di lokasi yang sama, juru bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengatakan, pihaknya menyadari pentingnya meningkatkan kesadaran risiko keamanan informasi di Indonesia serta membangun talenta keamanan siber yang kompeten.

“Keamanan itu bukan lagi sebagai pendukung tapi sebagai hal yang wajib kita penuhi apalagi di bidang usaha. Tentunya kita harus memberi kenyamanan dan keamanan bagi pelanggan,” kata Ariandi.

Ariandi mencatat insiden serangan siber di Indonesia pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2021. Sementara di tahun ini jumlah serangan mencapai hampir 1 miliar, sedangkan di tahun sebelumnya sebanyak 1,6 miliar.

Sebelumnya, kasus pembobolan data pada tahun 2022 yang sempat menghebohkan dunia adalah satu siber yang dilakukan oleh peretas Bjorka.

Baca juga: Gangguan Layanan BSI Mirip Serangan Ransomware, Ini Saran Pakar Keamanan Siber agar Hal Serupa Tak Terulang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com