Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di DKI Jakarta Harga Bawang Putih Tembus Rp 44.150 Kilogram

Kompas.com - 26/05/2023, 15:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga bawang putih di DKI Jakarta per hari ini, Jumat (26/5/2023), terpantau mahal, yakni tembus Rp 44.150 per kilogram.

Mengutip dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Jumat (26/5/2023), kenaikan harga bawang putih hari ini itu terpantau turun meskipun terbilang mahal sejak 22 Mei 2023 kemarin yang dibanderol Rp 45.100 per kilogram.

Selain Jakarta, daerah yang harga bawang putihnya mahal adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibanderol Rp 40.400 per kilogram. Pun dengan wilayah Kalimantan Timur yang harga bawang putihnya mahal.

Baca juga: Masih Ketergantungan, 95 Persen Bawang Putih di RI Hasil Impor

Sementara di kota-kota wilayah Jawa Barat juga serupa. Misalnya di Bandung harga bawang putihnya tembus Rp 40. 000 per kilogram, Bekasi Rp 34.000, Bogor Rp 38.750, Cirebon Rp 42.500, Depok Rp 43.000, dan Sukabumi Rp 35.000.

Di Provinsi Riau harga bawang putih naik semula Rp 32.800 menjadi Rp 32.850 per kilogram. Sama seperti Kota Pekanbaru yang harga bawang putihnya semula Rp 35.150 menjadi Rp 35.250 per kilogram.

Adapun penyebab mahalnya harga bawang putih adalah karena suplai atau ketersediaan yang sangat sedikit sementara dari sisi permintaan terus meningkat.

Hal ini diungkapkan oleh Analis ketahanan pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Retno Utami dalam diskusi publik Pusbarindo Carut Marut Tata Niaga Impor Bawang di Jakarta, Kamis (25/5/2023).

"Secara hukum ekonomi harga itu pasti berkorelasi dengan suplai, ketika suplai itu kurang, maka harga cenderung akan meningkat. Begitupun sebaliknya," ujar Retno.

"Jadi kenaikan ini karena suplai bawang putih di Indonesia sedikit, dan terdapat kendala pada suplai bawang putih di pasar," sambung Retno.

Baca juga: Pengusaha Bawang Putih Keluhkan Sulitnya Dapat Izin Impor

Dia menyebutkan, 90-95 persen komoditas bawang putih berasal dari impor. Dengan begitu, menurut dia, ketergantungan Indonesia terhadap impor bawang putih sangat tinggi lantaran petani dalam negeri tidak bisa memproduksi dengan jumlah yang banyak.

"Jika supply impor terganggu, ketersediaan dalam negeri juga terganggu. Sebab Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri," ungkap Retno.

Wakil Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegaf juga mengamini kenaikan harga harga bawang putih ini.

Helfi mengatakan, salah satu faktor harga bawang putih mahal adalah dari sisi transportasi. Menurut dia, mahalnya biaya transportasi bisa membuat pengusaha atau pedagang bawang putih mau tak mau merogoh kocek lebih dalam untuk biaya BBM.

"Kenapa BBM-nya? BBM (Subsidi) sudah tepat tapi ada penyimpangan ada yang lari ke pengusaha tambang, ke perkebunan, sehingga di SPBU yang seharusnya untuk trasportir tapi karena langka dan harga naik otomatis cost transportasi naik dan ini mempengaruhi HPP, harga produksi meningkat," ujarnya.

Selain transportasi darat, menurut Helfi, transportasi laut juga berpengaruh lantaran adanya kendala cuaca yang sangat mengganggu jalur pendistribusian. Hal ini pun banyak dirasakan oleh para pelaku usaha di wilayah timur.

"Produsen distribusi dari pusat kota ke Jayapura untuk distribusi ke daerah-daerah wilayahnya sangat sulit sehingga market naik 3 kali lipat sampai 4 kali lipat di sana. Ini jadi kendala juga dan dua faktor ini sangat berpengaruh pada harga," jelas Helfi. 

Baca juga: Kemendag Diminta Transparan soal Penerbitan Surat Izin Impor Bawang Putih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com