Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Proyeksi Konsumsi Elpiji 3 Kg Bakal Jebol, Capai 8,22 Juta Ton di 2023

Kompas.com - 14/06/2023, 16:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) memproyeksi konsumsi Elpiji 3 kilogram (kg) bakal jebol, alias melebihi kuota pada tahun ini. Menurut prognosa Pertamina, konsumsi Elpiji 3 kg di 2023 akan mencapai 8,22 juta metrik ton (MT).

Perkiraan konsumsi elpiji 3 kg tersebut melampaui kuota yang ditetapkan pemerintah dalam APBN 2023 sebanyak 8 juta MT.

"Prognosa kami di akhir Desember 2023 akan over 2,7 persen (konsumsi Elpiji 3 kg). Artinya, prognosa kami bukan di 8 juta MT, tapi realisasinya akan bergeser ke 8,22 juta MT," ujar Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (14/6/2023).

Baca juga: Panyaluran Elpiji 3 Kg hingga Mei 2023 Capai 41,6 Persen dari Kuota

Ia menuturkan, proyeksi tersebut sejalan dengan realisasi konsumsi Elpiji 3 kg hingga Mei 2023 (year to date/ytd) yang sudah melampaui kuota.

Pertamina mencatat konsumsi Elpiji 3 kg sudah mencapai 3,32 juta MT, atau lebih 8,4 persen dari kuota penyaluran yang ditetapkan hingga akhir Mei 2023 sebanyak 3,06 juta MT. Secara nilai subsidi, realisasinya sudah mencapai Rp 34,01 triliun.

Alfian menjelaskan, kendati secara volume akan melebihi kuota, namun secara nilai tetap lebih rendah dari anggaran yang ditetapkan.

Lantaran, dalam APBN 2023, pemerintah menetapkan besaran anggaran subsidi untuk Elpiji 3 kg sebesar Rp 117,84 triliun, sementara dalam prognosa Pertamina nilai subsidinya mencapai Rp 85,45 triliun.

Baca juga: Pembatasan Pembelian Elpiji 3 Kg, Menteri ESDM: Konsumsinya Naik Tiap Tahun

"Artinya masih ada kelebihan DIPA untuk Elpiji di 2023. Ini yang jadi usulan kami terkait prognosa 2023 yang akan over 2,7 persen. Ada kelebihan sekitar Rp 32 triliun, ini mungkin akan bisa mengkompensasi selisih 2,7 persen over kuota Elpiji tersebut," jelasnya.

Berdasarkan bahan paparan Alfian, prognosa biaya subsidi yang lebih rendah dari anggaran dalam APBN 2023 terjadi karena didukung pelemahan harga minyak mentah.

Saat penyusunan APBN 2023 ditetapkan asumsi dasar harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar 90 dollar AS per barrel, sementara harga ICP per Mei 2023 hanya sebesar 70,12 dollar AS per barrel.

Baca juga: Pencatatan Digital Pembelian Elpiji 3 Kg Diperluas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com