Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Sebut Kinerja Industri Manufaktur Melambat di Kuartal I 2023

Kompas.com - 16/06/2023, 17:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, kinerja industri manufaktur terjadi perlambatan bila dilihat dari dari kuartal I 2021 sampai dengan kuartal I 2023.

Ia mengatakan, perlembatan kinerja tersebut terlihat dari menurunnya angka Purchasing Managers' Index (PMI) pada Mei 2023 menjadi 50,3 poin dan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) menjadi 50,90 menit.

"Begitu juga dengan pertumbuhan ekspor, terlihat cenderung melambat bila dibandingkan tahun sebelumnya, juga pertumbuhan investasi yang masih terlihat fluktuatif," kata Agus dalam raker Kemenperin di Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Baca juga: Menperin Targetkan Kontribusi Industri untuk PDB Capai 20 Persen di 2025

Agus mengatakan, kinerja industri manufaktur masih menghadapi beberapa tantangan di antaranya yaitu, pengadaan bahan baku dan bahan penolong, kekurangan infrastruktur pendukung industri, kekurangan utility (Listrik, Air, Gas), kuranganya tenaga ahli, tekanan produk impor.

Selanjutnya, pengolahan limbah industri tertentu sebagai limbah B3, permasalahan IKM (pembiayaan, bahan baku, nesin, pemasaran), logistik sektor industri (biaya, waktu, akurasi), dan permasalahan data industri.

"Selain itu, pembangunan industri sedang dihadapkan pada tantangan dan ketidakpastian global pasca pandemi Covid-19," ujarnya.

Baca juga: Menperin Kumpulkan Pejabat Kemenperin, Ada Apa?

Lebih lanjut, Agus mengatakan, pengalaman negara lain menunjukkan bahwa industri memegang peranan penting untuk peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.

Ia mencontohkan Korea Selatan dan Singapura menunjukkan peningkatan share industri ketika sudah menjadi negara maju. Sementara share industri di Indonesia mengalami tren penurunan setelah booming di tahun 2002.

"Maka dari itu diperlukan peningkatan share industri melalui perbaikan struktur ekonomi dalam agenda transformasi ekonomi," ucap dia.

Baca juga: Menperin Minta Toyota Lirik Pasar Ekspor Yaris Cross ke Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
IHSG dan Rupiah Tancap Gas di Awal Perdagangan 22 Mei 2024

IHSG dan Rupiah Tancap Gas di Awal Perdagangan 22 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com