JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pemantauan dan Evaluasi Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Cahyo Prihadi mengatakan, kini insentif Kartu Prakerja lebih banyak digunakan oleh peserta untuk membeli paket pelatihan ketimbang kebutuhan lain.
Hal itu sekaligus membantah kabar insentif Kartu Prakerja yang diberikan pemerintah masih dimanfaatkan untuk keperluan yang tidak terkait dengan peningkatan keahlian (skill) para peserta.
"Sekarang dipakai untuk kebutuhan menunjang belajar mereka, seperti paket internet," ujar Cahyo di Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Penerima Kartu Prakerja Capai 17 Juta Peserta
Bahkan kata Cahyo, berdasarkan hasil survei Prakerja, 29 persen peserta yang lolos program Kartu Prakerja membeli paket pelatihan di luar ekosistem Prakerja.
"Karena kami dalam skema normal masih ada keterbatasan beberapa pelatihan yang belum ada. Tetapi mereka dengan insentif itu bahkan membeli di luar," kata dia.
Pada tahun ini, pemerintah melanjutkan program Kartu Prakerja dengan skema normal, berbeda dari sebelumnya yang berskema semi bantuan sosial (bansos).
Baca juga: Menko Airlangga Sebut Penerima Kartu Prakerja Capai 17 Juta Peserta
Adapun fokusnya yakni untuk peningkatan skill dan produktivitas angkatan kerja.
Seiring dengan penerapan skema normal, maka terdapat beberapa perubahan ketentuan program Kartu Prakerja tahun ini dibandingkan sebelumnya. Perubahan itu mulai dari sistem pelatihan, jam pelatihan, hingga besaran insentif yang didapat.
Baca juga: Program Kartu Prakerja Banyak Diminati Peserta Perempuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.