Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Maybank Sekuritas: Transportasi "Online" Masih Jadi Andalan Masyarakat

Kompas.com - 21/06/2023, 13:37 WIB
Ade Miranti Karunia,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Maybank Sekuritas Indonesia merilis laporan bahwa Gojek masih menjadi andalan masyarakat digunakan untuk transportasi online sebesar 52 persen. Sementara itu, pesaing terdekatnya yakni Grab 48 persen.

Untuk perbandingan harga, GoCar lebih kompetitif dari GrabCar hingga 12 persen atau sekitar Rp 80.000. Bahkan harga tersebut juga lebih kompetitif jika dibandingkan dengan taksi Bluebird yang diperkirakan Rp 103.000-Rp 123.000.

"Riset kami menggunakan perangkat yang sama, dengan titik awal yang sama dan jarak tujuan 18 kilometer," kata Research Analyst Maybank Investment Banking Etta Rusdiana Putra dalam riset tersebut, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Maybank Sekuritas Luncurkan 8 Waran Terstruktur dengan Dasar BBCA, BBRI, hingga PTBA

Etta menjelaskan, industri ride-hailing disebutkan sebagai bisnis yang sangat kompetitif. Brand yang berhasil memenangkan hati pengguna tak hanya sekadar tarif, tetapi juga fokus faktor kenyamanan.

Ketika dua faktor tersebut tidak dapat memenuhi ekspektasi konsumen sebagai pengguna maka konsumen akan beralih mengendarai kendaraan sendiri. Secara industri, Maybank melihat bahwa ride hailing tengah memasuki tahap konsolidasi dan titik penutupan untuk pemain yang lebih kecil.

Beberapa provider layanan ride hailing online yang sempat muncul seperti Call Jack, Ojekkoe, Topjek, Ladyjek, BluJek, dan OjekArgo saat ini sudah tidak lagi beroperasional.

Baca juga: Startup Ecommerce dan Ride Hailing Tidak Tren Lagi di Masa Depan, Ini Alasannya

Meski demikian, kompetisi di industri ini masih cukup ketat. Selain dengan Grab, Gojek masih harus bersaing dengan para pemain lain seperti inDrive dan Maxim. Maxim yang merupakan perusahaan asal Rusia sudah masuk ke pasar Indonesia sejak Juli 2018, dan memulai bisnisnya dari kota lapis kedua dan ketiga.

Maybank melihat industri ride hailing di Indonesia ke depan masih berpotensi untuk tumbuh. Beberapa faktor pendukungnya seperti kepemilikan mobil di Indonesia yang saat ini masih rendah di mana jumlah mobil dan penduduk masih cukup timpang yaitu sekitar 82 mobil per 1.000 orang.

Faktor lainnya seperti kemacetan lalu lintas, kebijakan ganjil genap, dan keterbatasan jangkauan transportasi publik. Selain itu, faktor urbanisasi juga akan meningkatkan pasar layanan ride hailing.

Baca juga: Banyak Startup Kurangi Promo Bakar Duit, Maxim: Kami Tetap Beri Tarif Murah


Berdasarkan data Bank Dunia pada 2021, sebanyak 57 persen orang Indonesia tinggal di daerah perkotaan.

"Orang perkotaan lebih mengutamakan kemudahan dan kepraktisan, tetapi bersedia membayar lebih," kata riset tersebut.

Berdasarkan data Google, Temasek, Bain & Company pada 2022, industri transportasi dan makanan di Indonesia masih dalam tren positif dengan proyeksi kenaikan 22 persen secara Compound Annual Growth Rate (CAGR) dari 8 miliar dollar AS pada 2022 menjadi 15 miliar dollar AS pada 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com