Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, 12 Saham Ini Berpotensi Melorot ke Level Rp 1

Kompas.com - 26/06/2023, 08:30 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran papan pemantauan khusus memberikan saham yang telah lama tertidur di level Rp 50 bisa bangkit bergerak. Namun setelah dua pekan diluncurkan sejumlah saham malah bergerak turun.

Saham-saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus berpotensi turun paling dalam ke level Rp 1. Dengan begitu, saham mandek di level gocap bisa melorot ke level paling rendah tersebut.

Per Jumat (23/6/2023), ada 12 saham penghuni papan pemantauan khusus yang ada di bawah Rp 50, yakni GAMA yang parkir di level Rp 21, MDRN di level Rp 22 dan HADE di Rp 24.

Kemudian ada saham EPAC, KIAS, PADI, MIRA, TAMU, TAMA, TARA, MKNT dan NASA yang kompak parkir di level Rp 20 hingga akhir perdagangan pekan lalu.

Baca juga: Daftar 10 Saham Paling Boncos dan Cuan Pekan Ini

Senior Investment Informasi Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menuturkan walaupun berpotensi turun ke level Rp 1 itu memang karena ada perusahaan tersebut sedang dalam sentimen negatif.

"Kalau pun saham-saham tersebut terjun ke level Rp 1, secara nilai tentu akan membuat unrealized loss para pemegang saham semakin besar," ujar dia saat dihubungi Kontan, Minggu (25/6/2023).

Untuk bisa membangkitkan saham-saham tersebut, Nafan menyebut perlu ada usaha dari para emiten. Misalnya, manajemen perusahaan bisa melakukan aksi korporasi seperti pembagian dividen.

Namun untuk memberikan pemanis dividen, kinerja emiten juga perlu didorong agak bisa mencetak kinerja terutama bottom line yang imersif. Hal tersebut yang bisa membuat harga saham kembali terapresiasi.

"Bagi investor yang sabar dan yakin dengan perbaikan kinerja dari emiten, maka potensi unrealized loss akan berkurang, jika harga saham mengalami apresiasi," papar Nafan.

Baca juga: 11 Kriteria Saham yang Bisa Masuk ke Papan Pemantauan Khusus BEI

Pengamat Pasar Modal dan Founder WH Project, William Hartanto menyebut untuk tetap mempertahankan saham-saham karena pergerakan harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor.

"Ketika ada saham yang turun ke harga Rp 1 akan ada banyak spekulan yang mencoba untuk beli karena persentase kenaikan setelah harga Rp 1 tinggi," ujar William.

Hindari penghuni Papan Pemantauan Khusus

Perlu diingat tahap hybrid call auction ini, hanya saham-saham yang punya masalah likuiditas yang diperdagangkan secara call auction. Artinya, pada saat tahap full call auction makin banyak saham yang berpotensi turun ke Rp 1.

Baca juga: PT Bukit Asam Buka Suara soal Dugaan Korupsi Akuisisi Saham

William merekomendasikan investor untuk menghindari dulu saham-saham dalam papan pemantauan khusus ini sambil mempelajari situasi yang terjadi. Namun kalau sudah paham bisa melakukan transaksi.

"Hindari untuk pelajari situasinya. Jika sudah mengerti pola perdagangannya bisa saja tetap transaksi di saham-saham tersebut," ucap dia.

Bagi investor baru, Nafan menyarankan untuk menghindari papan pemantauan khusus dan fokus mencermati saham yang masuk dalam indeks LQ45, IDX30 hingga IDX High Dividend 20 karena punya fundamental dan kapitalisasi pasar yang tinggi. (Reporter: Yuliana Hema | Editor: Noverius Laoli)

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Waspada! 12 Saham Ini Berpotensi Terjun ke Level Rp 1

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com