Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Menguat

Kompas.com - 27/06/2023, 09:27 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (27/6/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.08 WIB, IHSG berada pada level 6.673,29 atau naik 8,6 poin (0,13 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.664,66.

Sebanyak 206 saham melaju di zona hijau dan 165 saham di zona merah. Sedangkan 234 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 655,9 miliar dengan volume 1,8 milar saham.

Baca juga: Mampukah IHSG Lanjutkan Kenaikan? Simak Rekomendasi Sahamnya

Bursa Asia pagi ini mayoritas hijau dengan kenaikan Hang Seng Hongkong 1,4 persen (273,39 poin) pada level 19.067,52. Kemudian, Shanghai Komposit pada level 3.167,62 atau menguat 0,54 persen (17 poin), dan Strait Times naik 0,47 persen (14,9 poin) di posisi 3.204,61. Sementara itu, Nikkei melemah 0,7 persen (251,4 poin) pada posisi 32.447,4.

Wall Street pada penutupan Senin berakhir merah, dengan penurunan Nasdaq 1,6 persen di level 13.335,78, sedangkan S&P 500 kehilangan 0,45 persen dan ditutup pada posisi 4.328,82. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 12,72 poin, atau 0,04 persen menjadi berakhir pada 33.714,71.

Sebelumnya, Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengungkapkan, IHSG telah menembus ke bawah support fraktal 6.626 dan gagal ditutup di atas garis SMA-20 sehingga dapat melemah menuju Fibonacci retracement 85,4 persen dari wave i sebagai target berikutnya dari wave ii di level 6.589.

“IHSG dapat melemah dengan level support di 6.589, 6.542 dan 6.509, sementara level resistennya di 6.717, 6.767, 6.815 dan 6.884. Berdasarkan indikator MACD dalam kondisi netral,” kata Ivan dalam analisisnya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.07 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.995 per dollar AS, atau naik 26 poin (0,18 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.021 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah mengikuti kenaikan nilai tukar mata uang regional terhadap dollar AS. Isu pelambatan ekonomi di kawasan Eropa atau negara maju mendorong pelaku pasar masuk ke negara emerging market yang pertumbuhannya masih relatif lebih bagus dengan tingkat inflasi yang stabil seperti Indonesia.

“Rupiah berpeluang menguat terhadap dollar AS hari ini mengikuti penguatan nilai tukar regional pagi ini terhadap dollar AS. Sentimen perlambatan ekonomi Eropa dan negara maju membantu menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, Ariston menilai pasar masih mewaspadai potensi kenaikan suku bunga acuan AS di Juli dan kenaikan suku bunga acuan di negara lain yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi global. Dia memperkirakan hari ini rupiah bisa bergerak menguat ke level Rp 14.950 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.030 per dollar AS.

Baca juga: Hati-hati, 12 Saham Ini Berpotensi Melorot ke Level Rp 1

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Kinerja 2023 'Kinclong', Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Kinerja 2023 "Kinclong", Emiten TI ATIC Sasar Pasar Baru Konsultasi Cloud pada 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com