Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuki Masa Transisi Energi, Ini Pentingya Kolaborasi Antar Pelaku Industri

Kompas.com - 06/07/2023, 21:32 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri ESDM periode tahun 2000-2009 Purnonomo Yusgiantoro menilai, proses transisi energi membutuhkan waktu dan keterlibatan semua stakeholder. Untuk menuju optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan secara optimal, pada fase transisi energi, peran gas bumi menjadi sangat strategis.

“Indonesia memiliki cadangan yang masih sangat besar di sejumlah wilayah kerja migas, baik yang sudah maupun belum di eksplorasi dan berproduksi. Transisi energi juga tidak bisa cepat karena kita adalah negara berkembang,” kata Purnomo dalam acara bedah buku Arcandra Tahar "Public Interest in Energy Sector", yang disampaikan melalui siaran pers Kamis (6/7/2023).

Purnomo mengatakan, Indonesia memiliki cadangan di Masela, IDD (Indonesia Deep Water), Natuna dan juga yang sudah berproduksi seperti Tangguh yang sudah masuk train III. Gas bumi akan menjadi bagian penting pada fase transisi energi menuju energi baru terbarukan.

Baca juga: Terbitkan Buku “Public Interest in Energy Sector”, Arcandra Bahas Isu-isu Energi Nasional dan Global

Sementara itu Menteri ESDM Arifin Tasrif menekankan pentingnya pemanfaatan energi di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan domestik. Dia mengatakan, pemerintah saat ini terus menggalakkan eksplorasi dan eksploitasi wilayah kerja migas untuk meningkatkan produksi migas nasional, khususnya gas bumi.

“Kita masih punya potensi besar kalau dilihat dari 2,4 miliar barrel yang masih bisa kita bor, masih ada 45 TCF dan di luar itu ada banyak daerah yang sekarang secara intens melakukan eksplorasi," ujar Arifin.

Baca juga: Komut PGN Arcandra: Energi Gheotermal Bisa Berfungsi Layaknya Batu Bara

Direktur Utama PLN Darmawan Prasojo menjelaskan bahwa saat ini 60 persen sumber energi listrik PLN berasal dari PLTU yang menggunakan batubara. Namun, PLN juga terus meningkatkan penggunaan sumber energi baru terbarukan yang harganya per KWh juga semakin menurun.

“Dulu dalam beberapa kali lelang harga listrik dari angin yang sebelumnya mencapai USD 12,5 cent per KWh, saat ini sudah sekitar 5,5 cent dollar AS per KWh. Begitu juga dengan sumber energi dari sinar matahari (solar) dalam lelang terakhir sudah di harga 4,5 cent dollar AS per KWh,” jelas Darmawan.

Baca juga: Eks Wamen ESDM Arcandra Tahar Sebut Gas Bumi Produk Energi Pilihan yang Ramah Lingkungan


Arcandra Tahar juga memiliki pandangan yang sama. Ia mengatakan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun ke depan merupakan masa transisi yang sangat penting untuk dipersiapkan.

Dia bilang, gas bumi sebagai energi bersih yang ramah lingkungan dan cadangannya di dalam negeri masih cukup besar akan menjadi komoditas penting pada fase transisi tersebut. Harganya juga cukup kompetitif dibandingkan dengan energi fosil lainnya.

“Kolaborasi antara PLN dan PGN dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi bagi kebutuhan sektor kelistrikan pertu terus digalakkan. Kolaborasi seperti ini harus terus diperkuat, satu sama lain saling membutuhkan, sehingga kebutuhan energi nasional dapat dipenuhi dengan biaya yang lebih efisien dan energi yang ramah lingkungan,” tegas Arcandra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com