Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Upaya Perbaikan Ekosistem Koperasi

Kompas.com - 12/07/2023, 15:40 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) terus melakukan perbaikan ekosistem kelembagaan koperasi.

Hal itu mengingat, masih berlarutnya 8 koperasi bermasalah yang menciptakan kerugian senilai Rp 26 triliun.

Selain itu, ada juga banyak Koperasi Unit Desa (KUD) yang semula mengelola produk pertanian atau jadi rantai perdagangan yang mati.

Menteri Koperasi dan UKM RI (MenkopUKM) Teten Masduki mengatakan, beberapa koperasi saat ini memiliki ukuran yang sangat besar.

Dengan begitu, prinsip koperasi yang dan dikelola dan diawasi oleh anggota sulit dijalankan, apalagi oleh koperasi skala nasional yang punya anggota sampai ratusan ribu.

Baca juga: Kemenkop-UKM Sebut UU P2SK Buat Koperasi Bebas Bergerak Jalankan Usaha

"Tanpa mengurangi jati diri koperasi kami bereskan ekosistemnya, Ini tidak pernah dibereskan, sudah lama," ujar dia dalam rangkaian perayaan Hari Koperasi Nasional ke-76, Rabu (12/7/2023).

Ia menambahkan, revisi undang-undang perkoperasian saat ini telah mencapai tahap harmonisasi. Bersama Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), pihaknya sedang mencoba mempercepat agar surat presiden (surpres) segera keluar.

Sementara itu, lewat Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), saat ini koperasi boleh masuk ke semua sektor termasuk perbankan, asuransi, sampai mendirikan pasar modal.

Adapun dalam undang-undang itu, terdapat pembagian yang jelas antara koperasi yang hanya melayani simpan pinjam anggota (close loop) dan koperasi yang menjalankan bisnis di sektor jasa keuangan lain (open loop).

Nantinya, koperasi simpan pinjam close loop yang memiliki ukuran besar akan diawasi oleh Otoritas Pengawas Koperasi yang berada di bawah undang-undang. Sementara, koperasi simpan pinjam yang kecil akan tetap diawasi oleh anggotanya sendiri.

"Seperti koperasi karyawan yang satu dengan yang lain anggota masih mengenal fungsi pengawasan oleh anggota masih efektif," imbuh dia.

Kemudian, Teten bilang, perbaikan ekosistem koperasi selanjutnya adalan terkait penjaminan simpanan anggota koperasi. Seperti halnya simpanan perbankan yang dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), koperasi juga diharapkan memiliki sistem serupa.

Baca juga: Pemerintah Tak Akan Talangi Dana Korban Kejahatan Koperasi

Selain itu, dengan adanya revisi peraturan koperasi, pemerintah jadi memiliki kekuatan untuk memberikan sanksi pidana kepada koperasi yang tidak memenuhi aturan, misalnya pembukaan cabang ilegal.

Lebih lanjut, Teten menjelaskan, penting juga adanya APEX dalam koperasi untuk mecegah kemungkinan risiko likuiditas.

APEX sendiri merupakan koperasi sekunder yang dapat memberikan semacam bantuan likuiditas jangka pendek kepada koperasi primer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com