Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkuat Ketahanan Pangan, Bapanas Tanam Perdana Sorgum di Sukabumi

Kompas.com - 17/07/2023, 19:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menanam perdana sorgum pada Senin (17/07/2023) di Desa Kertajaya, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menuturkan, penanaman sorgum tersebut merupakan salah satu upaya untuk membangun tata kelola pangan terintegrasi hulu hilir dalam kerangka kesiapsiagaan krisis pangan menjadi agenda penting yang harus dilaksanakan dengan melibatkan berbagai stakeholder.

"Penanaman Perdana sorgum di Sukabumi ini kita harapkan menguatkan ketahanan pangan kita mengingat sorgum merupakan komoditas yang potensial baik sebagai pangan sumber karbohidrat maupun sebagai sumber pakan ternak dan pemanfaatan lainnya," ujar Arief dalam siaran resminya, Senin (17/7/2023).

Arif menilai melalui penanaman sorgum yang dikelola PT Sorgum Indonesia Group ini, pertanian terintegtasi hulu hilir dapat diterapkan dengan baik di mana dalam kawasan ini nantinya juga dirancang digunakan sebagai kawasan penggemukan sapi dengan pakan ternak dari sorgum.

Baca juga: Mengenal Tanaman Sorgum, Pengganti Gandum asal Afrika Idaman Jokowi

"Bapanas bersinergi bersama pemerintah daerah serta BUMN pangan juga akan menyiapkan offtaker yang sudah memiliki added value. Peternak di Jawa Timur dan Jawa Tengah disiapkan untuk bisa ikut dalam distribusi hasil dari Cileteuh, sehingga masyarakat dan pemuda tani di wilayah ini dapat merasakan secara langsung manfaat dari integrasi pertanian tersebut," ungkapnya.

Hal ini menurut Arief juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa hilirisasi produk pangan menjadi faktor kunci dalam menjaga kesinambungan rantai pangan baik di tahap produksi, distribusi, hingga konsumsi.

Arief menambahkan, sorgum merupakan salah satu sumber pangan alternatif pengganti nasi yang potensial dikembangkan di Indonesia. Mengingat komoditas tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi dalam rentang iklim yang luas. Meskipun begitu, sorgum memiliki kandungan gizi yang tinggi.

“Penganekaragaman pangan penting dilakukan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kondisi gejolak yang ditimbulkan akibat situasi ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga pangan. Sebagai contoh ketergantungan pasokan gandum untuk bahan baku tepung dan mahalnya biaya pakan ternak," jelas Arief.

Baca juga: Harga Minyakita di Bandung Masih Mahal, Bapanas Minta Bulog Tambah Pasokan ke Pasar-pasar

Sementara itu, Presiden Direktur PT Sorgum Indonesia Group Sultan Chaniago mengatakan, penanaman perdana ini merupakan langkah awal pengelolaan agribisnis sorgum dari hulu hingga hilir secara terpadu, dimulai dari penanaman perdana di Green House seluas 1 hektar dengan target penanaman benih untuk orientasi penangkaran benih dimana perencanaan penanaman perdana di 500 ha.

"Dalam pengembangannya nanti, kita siapkan lahan 1.200 hektar. Ini adalah kegiatan pembenihan dan penanaman perdana sorgum di Jawa Barat yang merupakan pilot project perkebunan integrated, mudah-mudahan bisa disupport dari masyarakat khususnya masyarakat Sukabumi, Jawa Barat." ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri berharap dengan pola kemitraan bersama masyarakat setempat, penanaman sorgum ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan juga mendukung ketahanan pangan nasional.

Adapun sorgum merupakan salah satu komoditas pangan yang menjadi perhatian pemerintah dalam upaya kesiapsiagaan krisis pangan mengingat karakteristik tanamannya yang memiliki daya adaptasi dengan kebutuhan air rendah sehingga tahan terhadap kekeringan.

Baca juga: Sambangi Kantor Airlangga Hartarto, Ganjar Pranowo Bahas Proyek Strategis di Jawa Tengah

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com