Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Nikel Sayang, Nikel Ditendang

Kompas.com - 18/07/2023, 13:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Renanto Putra Wijaya S.Si., M.Si.*

DALAM menyambut peralihan teknologi yang sangat besar pada dunia otomotif, yaitu elektrifikasi kendaraan, pemerintah Indonesia mencoba mengambil peran dengan memainkan kebijakan yang menguntungkan negara dengan proteksi dan eksploitasi nikel secara masif.

Pemerintah melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019 secara tegas hendak meningkatkan hilirisasi industri nikel untuk nilai tambah dalam negeri dengan melarang ekspor langsung bijih nikel sejak 1 Januari 2020.

Akibat peraturan tersebut Indonesia sampai digugat oleh Uni Eropa ke Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO), yang akhirnya WTO memenangkan Uni Eropa dengan alasan industri hilir yang belum matang.

Namun, pada akhirnya Indonesia akan mengajukan banding atas putusan tersebut dengan dalih pembangunan smelter dalam negeri sedang didorong terus mulai dari perizinan sampai dengan kemudahan lainnya.

Ketegasan pemerintah Indonesia tersebut tidak lepas dari manisnya pasar nikel yang terus meningkat setiap tahunnya untuk berbagai sektor industri terutama mobil listrik.

Pertumbuhan pasar nikel dunia sejak 2016 sampai 2022 mencapai 36 persen dari 1.850 kiloton menjadi 2.930 kiloton.

Sementara itu, peningkatan permintaan akan nikel untuk industri yang berkaitan dengan mobil listrik sebesar 500 persen pada periode sama.

Mimpi Indonesia kedepan adalah menjadi pemain utama dalam industri baterai, menjadikan Indonesia bagian dari rantai pasok penting dalam industri baterai.

Hal tersebut mulai menemukan titik terang di mana pada 2022 Indonesia dinobatkan menjadi produsen nikel terbesar di dunia.

Namun, di balik semua cerita kesuksesan Indonesia menjadi pemain global dalam industri nikel terdapat potensi yang tidak meguntungkan Indonesia kedepannya.

Hal tersebut karena para manufaktur utama mobil listrik dunia seperti Tesla dan BYD berencana meninggalkan teknologi baterai berbasis nikel, yaitu Lithium Nickel Manganese Cobalt (NMC) dan beralih ke teknologi lain, yaitu Lithium Iron Phospate (LFP).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Biaga hingga BCA

Whats New
Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 17 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

OJK Cabut Izin Usaha Koperasi LKM Pundi Mataran Pati

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com