Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies Baswedan Nilai Pertumbuhan Ekonomi Harus Berkualitas

Kompas.com - 20/07/2023, 19:42 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

Pertumbuhan ekonomi berkualitas yang dimaksud ialah pertumbuhan ekonomi yang distribusinya merata, sehingga dampaknya dirasakan oleh lebih banyak masyarakat.

"Jangan sampai angka pertumbuhan ekonomi kita tinggi, tapi rumah tangga kita tidak merasakan pertumbuhan ekonomi itu," kata dia dalam gelaran acara IDE 2023, di Jakarta, Kamis (20/7/2023).

Baca juga: Anies Baswedan Soroti Ketimpangan APBD: Ini Harus Jadi Perhatian

Oleh karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, seharusnya angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak hanya dicatatkan pada skala nasional tapi regional. Hal ini dinilai dapat menciptakan pemerataan ekonomi di Tanah Air.

"Itu yang disebut sebagai pertumbuhan berkualitas," ujarnya.

Lebih lanjut Anies menjelaskan, angka pertumbuhan ekonomi merefeleksikan kuantitas dari perekonomian suatu negara. Namun, kualitasnya ditentukan dari distribusinya ke seluruh wilayah negara tersebut. Semakin tinggi distribusi ekonomi, maka semakin baik kualitas pertumbuhan ekonominya.

Baca juga: Anies Baswedan: Kota-kota di Indonesia Belum Produktif secara Ekonomi

"Bila pertumbuhan tinggi, tanpa distribusi yang tinggi, maka kualitas (pertumbuhan ekonomi) rendah," ucapnya.

Sebelumnya, kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia memang sedang menjadi sorotan. Hal ini seiring dengan meningkatnya ketimpangan di Indonesia.

BPS mencatat, tingkat ketimpangan yang diukur dengan gini ratio mencapai 0,388 pada Maret 2023. Nilai itu lebih tinggi dari pencatatan sebelumnya, yakni sebesar 0,381 pada September 2022. Realisasi gini ratio juga masih berada di atas target pemerintah tahun ini yakni di kisaran 0,375-0,378.

Baca juga: Anies Kritik Pembangunan Jalan Era Jokowi, Kementerian PUPR: Salah Interpretasi Data BPS

Padahal tingkat produk domestik bruto (PDB) terus mencatatkan pertumbuhan. Bahkan, PDB Indonesia tumbuh di kisaran 5 persen selama 6 kuartal terakhir.

"Jadi memang pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini dapat dikatakan tidak berkualitas di mana pertumbuhan pendapatan per kapita meningkat namun meninggalkan masalah ketimpangan," ujar Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda kepada Kompas.com, Selasa (18/7/2023).

Sementara itu,  Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebutkan, momen pemulihan ekonomi nasional hanya dirasakan oleh masyarakat kalangan menengah atas.

Baca juga: Anies Kritik Subsidi Kendaraan Listrik, Luhut: Jangan Lawan Arus Dunia

Tingkat pendapatan kalangan tersebut meningkat seiring dengan kenaikkan pengembalian atau return investasi di berbagai instrumen, sehingga memiliki kemampuan konsumsi lebih baik.

Sementara itu, tingkat konsumsi masyarakat miskin harus menyusut. Hal ini tidak terlepas dari lonjakan inflasi yang terjadi pada tahun lalu.

"Ini artinya kualitas ekonomi masih buruk. Tumbuh tapi tidak merata dan ini bisa jadi hambatan untuk mencapai status pendapatan per kapita sebagai negara maju," tuturnya.

Baca juga: Luhut Jawab Kritikan Anies Terkait Program Subsidi Mobil Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com