Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Kalau Tidak Tanam Kedelai, Mau Makan Apa Kita Besok?

Kompas.com - 21/07/2023, 21:12 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pemerintah daerah menambah lahan untuk komoditas kedelai.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, hal tersebut sebagai langak antisipasi El Nino yang bisa menyebabkan kekeringan sehingga berimbas pada produksi kedelai global.

“Harga kedelai global bisa naik hingga tiga kali lipat. Kalau kita tidak tanam kedelai, mau makan apa kita besok?” ungkap Mentan SYL dalam siaran resminya, Jumat (21/7/2023).

Syahrul menyebutkan, produksi kedelai nasional perlu semakin ditingkatkan. Apalagi produk olahan kedelai sangat digemari masyarakat Indonesia.

Kedelai itu sangat dibutuhkan. Kita makan tahu dan tempe. Kita juga makan kecap. Jadi yuk mari kita tanam kedelai,” ajak Mentan SYL.

Baca juga: Ke Afrika, Luhut Jajaki Impor 50.000 Ekor Sapi dan 300.000 Ton Kedelai

Ajakan Syahrul bukan tanpa alasan. Menurut dia, dengan produksi kedelai global yang berpotensi menurun karena El Nino, pasokan kedelai ke Indonesia pun bisa berkurang.

“Mungkin El Nino ini ada hikmahnya karena kita semua dipaksa untuk menanam. Jadi siapa tahu, impor kita justru bisa menurun,” katanya.

Untuk itu, Syahrul juga meminta pemerintah daerah untuk persiapkan program yang matang, mulai dari kelembagaan, sumber daya manusia, hingga pembiayaannya.

“Keluar dari mindset hanya mau jalan kalo ada uangnya. Manfaatkanlah KUR (kredit usaha rakyat-red). APBD gunakan untuk operasional pengendalian,” jelas Syahrul.

Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Suwandi mengatakan, animo petani bertanam kedelai semakin meningkat seiring kondisi harga semakin kompetitif meskipun nilai manfaatnya belum sebagus bertanam jagung.

"Kini harga kedelai di petani sekitar Rp 10.000-11.000 per kilogram dan menjadi peluang untuk memacu produktivitasnya," katanya.

Menurutnya sistem perbenihan kedelai disempurnakan dan diarahkan penangkaran insitu sehingga terlihat mampu menyediakan benih unggul yang dibutuhkan petani.

"Pada 2023 ini ditargetkan tanam 250.000 hektar kedelai tersebar di sentra dan pada tahun depan agar ditingkatkan lagi luasannya,” sebutnya.

Baca juga: Mendag Zulhas Bakal Hapus Persyaratan Subsidi Kedelai


Senada dengan Suwandi, Direktur Aneka Kacang dan Umbi (Akabi) Enie Tauruslina Amarullah mengatakan, potensi untuk peningkatan produksi kedelai nasional cukup besar.

“Hal tersebut didukung dengan luasnya lahan tadah hujan maupun lahan kering yang cocok untuk budidaya kedelai serta sumber daya petani yang sudah terbiasa menanam kedelai,” tutur Enie.

Ia menambahkan, kedelai lokal merupakan kedelai organik/non GMO yang lebih sehat untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia.

Menurut Enie, tantangan saat ini adalah penanganan pasca panen yang belum maksimal sehingga mutu kedelai lokasi masih kalah bersaing dengan kedelai Impor.

“Tetapi tantangan ini tidaklah sulit bila kita tanggulangi bersama-sama instansi yang terkait,” pungkasnya.

Baca juga: Penyalur Kedelai Bentuk PPKN, Siap Suarakan Aspirasi Perajin Tempe dan Tahu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com