Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP akan Fasilitasi Investasi Rumput Laut di Wakatobi

Kompas.com - 25/07/2023, 14:40 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memfasilitasi investasi untuk hilirisasi rumput laut dalam proyek percontohan (Modelling) di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Budi Sulistiyo mengatakan, hilirisasi rumput laut perlu dilakukan mengingat komoditas tersebut memiliki banyak produk turunan yang dapat dikembangkan untuk memberikan nilai tambah.

"Modelling dulu, kita mulai dari Wakatobi," kata Budi di Kantor KKP, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Budi mengatakan, saat ini, komposisi ekspor rumput laut di Indonesia didominasi dalam bentuk olahan kering yaitu sebesar 80 persen. Sementara, nilai ekspor rumput laut dalam bentuk olahan hanya 20 persen.

Baca juga: Luhut Bujuk Korea Selatan Kerja Sama Kembangkan Pasar Rumput Laut

Ia juga mengatakan, kontribusi ekspor rumput laut Indonesia untuk dunia tercatat 16,4 persen.

"Ini kalau kita tinggkatkan (rumput laut dalam) pengolahan di dalam itu maka nilai tambah akan jauh lebih tinggi," ujarnya.

Berdasarkan hal tersebut, Budi mengatakan, pihaknya tengah menjaring sejumlah investor yang berpotensi berinvestasi rumput laut di Wakatobi.

"Kita sedang menjaring dalam langkah-langkah ini karena kita perlu kehati-hatian penuh kesiapan. Kami buka komunikasi dengan sekian investor terkait potensi yang akan dikembangkan di sana dan itu dalam pembahasan mungkin dalam waktu dekat bisa disampaikan," ucap dia.

Dikutip Kontan.co.id, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berencana mengembangkan proyek modelling budidaya rumput laut di Wakatobi, Sulawesi Tenggara dengan luas sekitar 400 hektare.

Baca juga: Rumput Laut Disebut Emas Hijau, Ini Strategi KKP Tingkatkan Produksinya

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, proyek tersebut akan direalisasikan tahun 2023 ini.

Rumput laut itu salah satu komoditi unggulan yang kita kerjakan hulu hilir, jadi sama kita ingin bikin modelling kerangka rumput laut,” ujar Trenggono kepada awak media, Rabu (6/6/2023).

Rencananya, proyek modelling budidaya rumput laut di Wakatobi tersebut bakal dikembangkan dengan proses yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan sehingga diharapkan proyek ini juga dapat menarik investor.

Trenggono bilang di Wakatobi nanti, batok dan serat kelapa akan dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan rumput laut. Ia pun membandingkan dengan budidaya di Nunukan, Kalimantan Utara yang masih menggunakan botol dan tali plastik.

“Kalau kalian lihat di Nunukan masih pakai botol plastik terus sekali panen, plastiknya dibuang jadi numpuk gitu,” timpal dia.

Meski media tanam dari batok kelapa dan serat kelapa terbilang tidak murah, tetapi menurut Trenggono itu hanya satu kali beli dan awet untuk jangka panjang. Sehingga terhitung lebih murah daripada bahan plastik.

Baca juga: KKP Tutup Proyek Reklamasi Tak Berizin di Batam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Sanksi Menanti Pejabat Kemenhub yang Viral Usai Ajak Youtuber Korea Mampir ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com