Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Perekonomian Global Dinilai Lebih Baik dari Perkiraan Awal

Kompas.com - 03/08/2023, 17:24 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar memastikan, kondisi perekonomian global saat ini lebih baik dari proyeksi berbagai lembaga keuangan pada awal tahun. Hal ini terjadi meskipun laju pertumbuhan ekonomi di berbagai negara menunjukkan divergensi.

Misal saja di Amerika Serikat. Negeri Paman Sam mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,4 persen pada kuartal II-2023. Realisasi ini lebih baik dari proyeksi awal bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), yakni sebesar 1 persen sepanjang 2023.

Sementara itu, perekonomian di China dan Eropa justru menunjukkan adanya perlambatan pertumbuhan. China mulai mencatatkan adanya deflasi, sementara Eropa masih tertekan oleh tingkat inflasi yang tinggi.

Baca juga: Ekonomi Global Diprediksi Gelap Gulita, Sri Mulyani: Ternyata Lebih Baik

"Namun demikian secara umum kinerja perekonomian global masih lebih baik dari perkiraan awal," kata Mahendra dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK, Kamis (3/8/2023).

Lebih baiknya kondisi perekonomian global juga terefleksikan dari ditingkatkannya angka proyeksi pertumbuhan oleh Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF). Dalam rilis terbarunya, IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi global mencapai 2,7 persen pada tahun ini. Proyeksi tersebut lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,6 persen.

Salah satu sentimen yang mendorong perbaikan perekonomian global ialah adanya ekspektasi berakhirnya siklus pengetatan moneter The Fed. Mahendra bilang, kenaikkan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada Juli lalu akan menjadi yang terakhir.

Baca juga: Kemenperin: Ekspor Industri Manufaktur Turun akibat Gejolak Ekonomi Global

"Hal ini mendorong penguatan pasar keuangan global baik di pasar saham, pasar surat utang, maupun pasar nilai tukar yang juga disertai terjadi inflow ke mayoritas pasar keuangan emerging market," ujarnya.

Lebih lanjut ia bilang, kondisi perekonomian nasional juga terpantau positif. Hal ini terefleksikan dari Purchasing Manager's Index (PMI) manufkatur Indonesia yang kembali meningkat menjadi 53,3 pada Juli 2023.

"Namun demikian potensi peningkatan kinerja rumah tangga dan sisi permintaan secara umum masih perlu didorong," ucap Mahendra.

Baca juga: Badai Ekonomi Global Belum Berlalu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com