Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Antisipasi Dampak El Nino, Mentan SYL Minta Kalsel Siapkan 100.000 Hektar

Kompas.com - 11/08/2023, 15:40 WIB
Mikhael Gewati

Penulis

KOMPAS.com -  Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus memacu pemerintah daerah (pemda) untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrim kekeringan (El Nino). Hal ini agar tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

Ia mengatakan, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) yang merupakan salah satu lumbung pangan nasional, menjadi perhatian serius Kementerian Pertanian (Kementan) untuk dikawal dan didorong menerapkan berbagai program terobosan operasional guna mengantisipasi El Nino.

Hal tersebut dikatakan Mentan SYL saat Rapat Koordinasi (Rakor) Antisipasi Dampak El Nino Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Kalsel, Jumat (11/8/2023).

"Kedatangan saya atas nama pemerintah dan perintah Bapak Presiden untuk meminta tolong sama-sama menghadapi tantangan terhadap ancaman global, yakni perubahan iklim ekstrim, krisis ekonomi dunia dan dampak covid 19 yang belum pulih," kata Mentan SYL.

"Pertemuan terkait antisipasi El Nino ini sangat relevan dan penting sekali, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi," ujar Mentan SYL, dikutip dari siaran persnya, Jumat.

Baca juga: BMKG Prediksi Dampak El Nino di Indonesia Tak Akan Separah di India hingga Korea Selatan

Mentan SYL menuturkan, produksi pangan di Provinsi Kalsel sebenarnya tidak memiliki persoalan.

Namun, karena Kalsel menjadi lumbung pangan nasional dan sebagai penyangga pangan Pulau Kalimantan, maka pengalaman dan praktik penanggulangan El Nino yang sudah berjalan baik harus ditingkatkan lagi.

Mentan SYL meminta Kalsel menyiapkan lahan seluas 100.000 hektar (ha) untuk menghadapi El Nino. Di lahan ini Kementan akan mem-booster untuk menghasilkan pangan.

"Kita terapkan 'Tatik Laju', yaitu tanam, petik, olah, jual. Kita susun agenda aksinya sampai dengan market-nya. Jangan hanya tanam saja. Hasilnya kita simpan di pergudangan yang ada untuk suplai kebutuhan masyatakat hingga Papua," tuturnya.

Mentan SYL menyebutkan, Kementan memiliki beberapa upaya dalam mengantisipasi dan adaptasi dampak El Nino, yakni identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, serta mengelompokkan menjadi daerah merah, kuning, dan hijau.

Baca juga: Herman Deru Siapkan 150.000 Ha Lahan untuk Hadapi El Nino, Mentan SYL: Sumsel Nyaman Pangan

 

Selanjutnya, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan peningkatan ketersediaan alsintan untuk percepatan tanam. Kemudian, peningkatan ketersediaan air dengan membangun atau memperbaiki embung, dam parit, sumur dalam, sumur resapan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, dan pompanisasi.

"Kita melawan El Nino ini juga dengan penyediaan benih tahan kekeringan dan hama penyakit, program 1.000 ha adaptasi iklim, pengembangan pupuk organik, dukungan pembiayaan KUR dan Asuransi Pertanian, dan penyiapan lumbung pangan sampai level desa," terangnya.

Sementara itu, Gubernur Kalsel Sabirin Noor mengapresiasi upaya Kementan dalam mendorong Pemerintah Provinsi Kalsel dan petani dalam mengantisipasi dampak El Nino.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kalsel menyatakan, curah hujan di Kalsel pada Agustus sampai Oktober 2023 pada kategori rendah.

Kondisi tersebut diklasifikasikan ke dalam El Nino rendah sampai sedang. Meski demikian, perlu ada upaya antisipasi dan adaptasi El Nino di sektor pertanian.

Baca juga: Puncak El Nino Oktober-November 2023, BMKG: Kita Harus Hemat Air

"Kami sangat mendukung arahan Mentan SYL (untuk) antisipasi El Nino ini dengan cara identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan serta mengelompokan menjadi daerah merah, kuning dan hijau, percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan dan lainnya hingga penyiapan lumbung pangan hingga tingkat desa," katanya.

Sabirin mengungkapkan, saat ini, Provinsi Kalsel melaksanakan Gerakan Nasional (Gernas) Penanganan Dampak El Nino di lahan seluas 70.061 ha yang tersebar di 13 kabupaten/kota dari Juli sampai September 2023

Perkiraan produksi padi sampai dengan September 2023 berdasarkan kerangka sampel area (KSA) BPS sebanyak 646.074 ton gabah kering giling (GKG).

"Mudah-mudahan, dengan adanya pertemuan koordinasi ini, memajukan pertanian di Kalsel ke tingkat yang lebih baik lagi, sehingga berhasil menjadi penyangga pangan Ibu Kota Negara serta menjadi lumbung pangan nasional. Antisipasi El Nino mulai sekarang siap tangguh lawan bencana," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com