Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Pertumbuhan Ekonomi 2024: Optimistis atau Konservatif?

Kompas.com - 24/08/2023, 17:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM pidato Presiden Joko Widodo di DPR pada 16 Agustus 2023, asumsi pertumbuhan ekonomi 2024 adalah 5,2 persen.

Asumsi pertumbuhan ini terbilang optimistis, meski di hadapan kita kabut ketidakpastian masih menyelimuti perekonomian global.

Tak ada ruang bagi kita untuk berkelik dari ketidakpastian. Cara terbaik adalah menjadikan APBN sebagai instrumen mitigasi menghadapi dinamika eksternal global tersebut.

Tujuannya adalah agar tidak menyebabkan ekonomi Indonesia menjadi limbung (losing balance). APBN dan bauran kebijakan (fiskal dan moneter) berfungsi sebagai shock absorber dalam menghadapi tekanan eksternal.

Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun 2024, maka pertanyaannya adalah, apakah angka pertumbuhan tersebut optimistis atau sebaliknya cenderung konservatif?

Bila argumen dasarnya adalah mengoptimalkan potensi pertumbuhan ekonomi, maka angka pertumbuhan tersebut boleh dibilang konservatif.

Karena jika asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 sebesar 5,2 persen, maka PDB aktual Indonesia 2024 akan mencapai sekitar Rp 22.889,9 triliun.

Sementara itu, jika pertumbuhan potensial tetap sebesar 5,5 persen, maka PDB potensial Indonesia 2024 akan mencapai sekitar Rp 23.091,6 triliun.

Dengan demikian, output gap Indonesia 2024 akan menjadi -0,88 persen, yang berarti Indonesia masih jauh dari potensi pertumbuhannya.

Dari analisis output gap ini, dapat disimpulkan, asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 sebesar 5,2 persen belum menggambarkan pertumbuhan ekonomi yang mendekati potensinya.

Indonesia masih memiliki ruang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara lebih efisien dan produktif.

Beberapa ekonom memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 bisa tumbuh mencapai 5,5 persen hingga 5,7 persen.

Hal ini didasarkan pada pemulihan permintaan domestik, perbaikan iklim investasi, reformasi struktural, dan digitalisasi ekonomi.

Dengan demikian, output gap -0,88 persen menggambarkan bahwa optimalisasi bekerja mesin pertumbuhan harus dipacu.

Namun, ada juga risiko yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi, seperti ketidakpastian global saat ini. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi 5,2 persen pada 2024 terbilang optimistis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

9,9 Juta Gen Z Tak Bekerja dan Tak Sedang Sekolah, Menko Airlangga: Kita Cari Solusi...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com