Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik Ditopang Pelemahan Dollar AS

Kompas.com - 29/08/2023, 09:07 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia naik tipis pada akhir perdagangan Senin (28/8/2023) waktu setempat atau Selasa pagi WIB, berkat melemahnya dollar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen ke 1.919,66 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange juga naik 0,4 persen ke level 1.946,80 dollar AS per ons.

Indeks dollar AS turun 0,12 persen ke level 104,03 pada perdagangan Senin kemarin. Pelemahan dollar AS ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mendorong minat investor pada emas.

Baca juga: Awal Pekan, Simak Rincian Harga Emas Antam Terkini

Imbal hasil U.S Treasury tenor 10 tahun turun juga turun tipis yakni 3 basis poin ke 4,213 persen. Kondisi ini membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil jadi cukup menarik bagi investor.

Di sisi lain, pelaku pasar pun sedang menanti rilis data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi dan non-farm payrolls AS yang akan dirilis pada pekan ini.

Data-data tersebut akan menggambarkan kondisi perekonomian AS, yang turut menjadi pertimbangan bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) mengambil keputusan terkait kebijakan suku bunga.

"Lapangan pekerjaan yang kuat dan angka upah menyiratkan tekanan yang berkelanjutan pada potensi inflasi, yang berarti Federal Reserve kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga di level tinggi untuk jangka waktu yang lama," kata Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities.

"Emas bisa jatuh kembali ke level 1.900 dollar AS jika data ekonomi tetap kuat. Bahkan, saya pikir tidak menutup kemungkinan untuk emas bisa mencapai level 1.840 dollar AS," imbuh dia.

Ketua Fed Jerome Powell, dalam pidatonya pada pertemuan puncak ekonomi di Jackson Hole Economic Symposium pekan lalu, mengatakan bahwa para pengambil kebijakan akan melakukan tindakan dengan hati-hati saat memutuskan kebijakan suku bunga ke depannya.

Namun, ia menyatakan, The Fed belum menyimpulkan bahwa suku bunga acuan saat ini sudah di level yang cukup tinggi untuk bisa memastikan menekan inflasi sesuai target yakni kembali ke 2 persen.

"Kami siap untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika diperlukan, dan bermaksud untuk mempertahankan kebijakan pada tingkat yang ketat sampai kami yakin bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan menuju target kami," ucap Powell.

Baca juga: Bukan Emas, Ternyata Ini Logam Mulia Paling Mahal di Dunia

Sebagai informasi, emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, namun kebijakan suku bunga The Fed sangat memengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik atau berada di level tinggi, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Pasar kini memperkirakan peluang sebesar 56 persen untuk kemungkinan The Fed menaikkan suku bunganya lagi di tahun ini, serta sisanya 44 persen peluang mempertahankan suku bunga tinggi selama sisa tahun 2023, menurut alat CME FedWatch.

Baca juga: Cek Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Gapki: Ekspor Minyak Sawit Turun 26,48 Persen Per Februari 2024

Whats New
MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

MPMX Cetak Pendapatan Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024, Ini Penopangnya

Whats New
Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Allianz Syariah: Premi Mahal Bakal Buat Penetrasi Asuransi Stagnan

Whats New
Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com