Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi AS Diproyeksikan Tumbuh Lebih Lambat di Semester I-2023

Kompas.com - 31/08/2023, 11:50 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

WASHINGTON, KOMPAS.com - Perekonomian Amerika Serikat (AS) diproyeksikan tumbuh lebih lambat pada semester I-2023 ini dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Hal ini disebut jadi pertanda baik bagi bank sentral Federal Reserve (The Fed) yang berupaya mengurangi permintaan untuk menurunkan kenaikan harga.

Departemen Perdagangan AS merevisi target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) jadi 2,1 persen secara tahunan pada semester I-2023 ini. Pertumbuhan ini lebih landai dari perkiraan semula sebesar 2,4 persen.

Amerika Serikat juga melihat adanya tanda-tanda pelemahan permintaan pembelian dan impor barang.

Baca juga: Sederet Faktor yang Bakal Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kepala Ekonom Comerica Bank Bill Adams mengatakan, ekonomi AS dalam tren melambat. Itu akan membantu permintaan sejalan dengan kapasitas produktif AS. Kalau demikian, inflasi AS akan terkendali.

"Revisi PDB merupakan kabar baik dalam dua hal. Pertumbuhan masih terlihat bagus, dan revisi ke bawah mengurangi risiko perekonomian menjadi terlalu panas dan memperburuk inflasi,” kata dia dikutip dari CNN, Kamis (31/8/2023).

Para ekonom secara luas memperkirakan musim panas ini akan menjadi musim yang baik.

Baca juga: Di Hadapan Bos PepsiCo, Bahlil Pamer Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kalahkan AS

Hal ini lantaran masyarakat AS menghabiskan banyak uang untuk berwisata, bersantap, dan pengalaman tatap muka lainnya. Namun pejabat The Fed masih khawatir tentang tingginya inflasi.

Pekan lalu, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan adanya kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika ekonomi AS tidak melambat.

“Bukti tambahan dari pertumbuhan yang terus-menerus di atas tren dapat menempatkan kemajuan lebih lanjut pada inflasi dalam risiko dan memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” ujar Powell.

Baca juga: Pede Ekonomi RI Tumbuh di Atas 5 Persen, Bos BI: Karena Milenial Makin Kaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com