BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Sido Muncul

Sido Muncul Dorong Pemanfaatan Obat Herbal dalam Dunia Medis Tanah Air

Kompas.com - 01/09/2023, 19:18 WIB
Aji YK Putra,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk atau Sido Muncul menggelar seminar Pemanfaatan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Kamis (31/8/2023).

Pada kesempatan itu, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mendorong para dokter di Tanah Air untuk memanfaatkan obat herbal.

Menurutnya, masih banyak dokter yang tidak memahami fungsi dan manfaat tanaman herbal. Padahal, Indonesia memiliki beragam tanaman herbal yang dapat digunakan sebagai metode pengobatan.

“Indonesia negara paling banyak tanaman herbal, ini harus dimanfaatkan. Dokter harus belajar obat alam,” ujar Irwan.

Baca juga: Ajak Puluhan Dokter Saksikan Proses Produksi, Sido Muncul Dorong Pemanfaatan Obat Herbal

Jika dipahami lebih mendalam, sambungnya, tanaman herbal dapat membantu pasien sembuh dari penyakit.

“Dokter tidak paham dengan jamu, tidak paham penggunaan jamu, tidak ada penelitian bahan alam. Kalau satu dokter paham dengan obat herbal, jelas penggunaan herbal akan lebih digunakan” ujarnya.

Demi mendorong pemahaman obat herbal, kata Irwan, pihaknya menggelar seminar di setiap fakultas kedokteran untuk menyosialisasikan fungsi jamu dan tanaman herbal.

Langkah menuju Indonesia Sehat

Pada kesempatan sama, Wakil Rektor Perencanaan dan Kerja Sama Universitas Sriwijaya (Unsri) Profesor Dr M Said mengatakan, penggunaan obat herbal dalam dunia medis merupakan salah satu cara untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat. Pasalnya, obat medis yang selama ini digunakan oleh dokter hanya berasal dari bahan kimia.

Menurut Prof Said, penggunaan obat berbahan dasar kimia dalam waktu panjang bisa menimbulkan efek buruk terhadap manusia.

“Sebenarnya, (obat) herbal ini yang paling diminati masyarakat dibandingkan obat kimia. Agak mengerikan memang kalau berbicara tentang kimia,” kata Prof Said.

Baca juga: Bersinergi dengan RSUD Bali Mandara, Sido Muncul Kenalkan Obat Herbal ke Turis Asing

Pada 2006, kata Prof Said, pihaknya telah menyusun peta jalan penelitian terkait tanaman herbal yang ada di Sumsel.

Dari hasil penelitian di 10 kabupaten/kota di Sumsel, terdapat 150 jenis tanaman herbal yang sering digunakan masyarakat. Namun, tanaman herbal ini tidak dibudidayakan secara massal karena pemahaman masyarakat masih minim.

"Di Muara Enim, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir (OKI), kami melihat tanaman obat masih ditanam di pekarangan rumah. Ada juga di sela-sela kebun. Artinya, masyarakat belum fokus menyiapkan lahan sendiri untuk tanaman obat. Pemakaiannya rata-rata adalah dukun kampung,” ujar Prof Said.

Prof Said menyampaikan, melalui hasil penelitian tersebut, pihaknya bakal bekerja sama dengan Sido Muncul untuk mendorong budi daya tanaman obat herbal di masyarakat.

“Kampus Indralaya (Unsri) luasnya 740 hektare. Ada lima embung (di lahan tersebut). Lahannya masih tersedia (dan) bisa digunakan untuk tanaman obat. Nanti akan dituangkan MoU dari hulu sampai hilirnya agar dapat dibudidayakan lebih lanjut,” imbuh Prof Said.

Baca juga: Sido Muncul Gelar Seminar Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat di Lampung

Sementara itu, Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen, Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Reni Indriani menjelaskan, Indonesia memiliki 3.000 spesies tumbuhan obat tradisional.

Selama ini, sambungnya, obat tradisional selama ini hanya dikenal masyarakat sebagai jamu. Seiring perkembangan teknologi, jamu dapat dikemas dan disajikan dengan lebih baik serta dapat dinikmati semua kalangan.

“Jamu adalah identitas lokal indonesia yang secara turun temurun punya manfaat. Setiap tahun, teknologi terus berkembang, sehingga penyajian jamu ini tidak lagi sulit,” kata Reni.


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com