Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr. Eng. Alfian Akbar Gozali
Dosen & Manajer Pengembangan Produk TI Telkom University

Dosen Telkom University, Penulis Buku Kecerdasan Generatif Artifisial

Pengembangan UMKM dengan Jangkauan Perbankan dan Digitalisasi

Kompas.com - 06/09/2023, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ERA globalisasi dan perkembangan teknologi informasi menuntut pelaku bisnis, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), untuk beradaptasi.

Transformasi digital menjadi kebutuhan pokok bagi UMKM, memungkinkan mereka menjangkau pasar lebih luas, melampaui batasan lokal hingga ke tingkat nasional dan internasional.

Namun, menilik data Kementerian Koperasi dan UMKM, realitas yang ada masih menunjukkan kesenjangan. Dari total sekitar 65 juta UMKM di Indonesia, hanya sekitar 17,25 juta atau 26,5 persen yang sudah terintegrasi dalam ekosistem digital.

Angka ini, meskipun menunjukkan perkembangan, masih jauh dari ideal, terutama mengingat tren masyarakat yang semakin beralih ke transaksi digital dalam kesehariannya.

Bank Indonesia telah berkomitmen mendukung transformasi digital UMKM dengan berbagai inisiatif. Salah satunya adalah melalui penciptaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang memudahkan transaksi pembayaran.

QRIS telah digunakan oleh lebih dari 16 juta merchant, di mana 90 persen di antaranya adalah UMKM.

Bank Indonesia juga mengimplementasikan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR) sebesar 0 persen untuk usaha mikro yang menggunakan QRIS, memberikan keuntungan lebih kepada UMKM.

Hambatan UMKM 

Namun, UMKM di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. Pertama, banyak UMKM yang tidak memiliki kekuatan dalam penetapan harga.

Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif, mereka sering kali tidak memiliki kesempatan untuk bernegosiasi harga dengan pemasok. Ditambah lagi, pembelian persediaan menjadi terbatas oleh jarak dari toko mereka ke pemasok.

Kedua, sebagian besar UMKM masih menerapkan sistem manual dalam operasional. Mereka umumnya masih menggunakan pena dan kertas untuk mencatat penjualan.

Keterbatasan ini membuat mereka hanya bisa melakukan transaksi tunai dengan analisis persediaan dan penjualan yang terbatas.

Ketiga, akses ke modal kerja menjadi salah satu hambatan terbesar. Tanpa adanya skor kredit dan agunan, mendapatkan pinjaman modal kerja menjadi hampir mustahil.

Beberapa pemasok bahkan memberikan syarat pembayaran pinjaman yang terbatas kepada UMKM.

Keempat, UMKM sering kali hanya memiliki penawaran produk yang terbatas. Jangkauan produk mereka terbatas oleh kedekatan dengan grosir atau kunjungan oleh pemasar. Ditambah lagi, mereka tidak dapat menyediakan pembiayaan untuk pembelian pelanggan.

Kerja sama UMKM dengan bank juga bukan tanpa hambatan. Biaya integrasi UMKM sebagai nasabah seringkali tinggi bagi bank.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com