Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian ESDM Buka Suara soal Sumur Warga Gunung Sindur yang Tercampur BBM

Kompas.com - 11/09/2023, 13:57 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka suara terkait kasus air sumur warga di Desa Pengasinan, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tercampur bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.

Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pihaknya tengah melakukan pengecekan di area rumah warga yang airnya terpapar BBM.

"Tim sedang di sana, nanti saya minta update-nya hari ini," ujarnya saat ditemui di Hotel Mulia, Jakarta, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Video Viral Air Sumur di Gunung Sindur Tercemar BBM, Pertamina: Terindikasi Pertalite

Tutuka mengaku, sudah mendengar bahwa warga Gunung Sindur menyebut sudah mencium bau minyak menyengat selama bertahun-tahun dari sumur mereka.

Terkait hal ini, pihaknya sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan dari mana sumbernya.

"Ya memang katanya begitu (sudah dari lama), tapi kan apakah itu dari sumber yang sama atau tidak. Kita turunkan tim ke sana," ucapnya.

Tutuka pun belum bisa memastikan apakah terjadi kebocoran atau tidak pada SPBU setempat sehingga menyebabkan air sumur warga tercampur BBM.

"Kita belum berani katakan (karena kebocoran SPBU), nanti kalau sudah ada (informasi dari tim), kan harus di cek dulu," kata dia.

Sebelumnya, persoalan air sumu tercemar BBM ini mencuat setelah viral sebuah video di media sosial yang menunjukkan air sumur warga Gunung Sindur berwarna biru pekat.

Salah satunya diunggah dalam akun Instagram @gunungsindurbogor yang mulanya diduga tercampur oleh BBM jenis Pertamax, namun Pertamina sudah menyatakan bahwa terindikasi air sumur tercampur oleh Pertalite.

Area Manager Communication, Relation & CSR Regional Jawa Bagian Barat PT Pertamina Patra Niaga, Eko Kristiawan mengatakan, pihaknya segera melakukan pengecekan setelah mendapatkan laporan dari warga adanya kontaminasi BBM pada air di sumur di Kamis (7/9/2023) lalu.

Pertamina bersama pihak SPBU terdekat segera melakukan pengecekan 4 sumur pantau dan sumur bor di SPBU 34.163.17. Namun hasil pengecekan kebocoran pada tangki pendam, kendati begitu air di sumur warga memang terindikasi tercampur dengan Pertalite.

"Dari sampel air yang di bawa oleh warga dari sumur yang berjarak 4-5 rumah dari SPBU, terindikasi tercampur oleh BBM jenis Pertalite," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (8/9/2023).

Eko bilang pihaknya pun masih terus mendalami untuk mencari tahu penyebab air di perumahan warga bisa tercemar Pertalite. Tangki pendam pun tetap dikosongkan untuk dilakukan penjadwalan tank cleaning dan hydrostatic/pneumatic test pada tangki dan pipa.

Baca juga: Ingat, Ini Daftar Harga BBM di Seluruh Indonesia pada September 2023

Di sisi lain, warga Gunung Sindur mengaku bahwa air sumur mereka sudah mengeluarkan bau minyak menyengat selama bertahun-tahun, salah satunya yang dirasakan oleh pasangan suami istri Sumiati (53) dan Ramin (66).

Sumiati menyebut, sumur mereka adalah satu dari sekian sumur paling parah yang tercemar BBM tersebut. Ia mengaku bahwa air sumur miliknya sudah mengeluarkan bau minyak menyengat lebih dari dua tahun yang lalu.

Bahkan, ada tetangganya yang lebih lama merasakan air bau yaitu selama tujuh tahun hingga saat ini. Air sumur yang berbau BBM itu pun kini jadi berubah warna menjadi biru pekat.

"Sebenernya kalau saya, sudah dari tahun 2021 merasakan bau, air sumur bening tapi aromanya bau menyengat. Nah, kalau airnya berubah warna biru itu baru saja terjadi," ujar Sumiati.

Baca juga: Bila Menang Pilpres, Prabowo Janjikan Impor BBM RI Berkurang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com