Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Egiya Riahta
Pegawai Bank Sentral

Analis di Bank Indonesia yang termotivasi untuk menulis lebih banyak

Amunisi Baru BI di Pasar Keuangan

Kompas.com - 20/09/2023, 11:22 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANK Indonesia (BI) mengeluarkan instrumen baru bernama Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). SRBI diperkenalkan sebagai instrumen operasi moneter untuk mengelola likuiditas.

Instrumen yang pro pasar ini memiliki underlying aset berupa Surat Berharga Negara (SBN) dan dapat dimiliki oleh non-bank serta diperdagangkan di pasar sekunder.

Respons pasar terhadap penawaran perdana SRBI sangat penting bagi keberhasilan produk tersebut, dan hal ini melampaui semua ekspektasi.

SRBI merupakan instrumen operasi moneter yang diperkenalkan oleh BI untuk mengelola likuiditas di pasar.

Instrumen ini merupakan pilihan investasi menarik yang dapat dimiliki dan diperdagangkan di pasar sekunder oleh non-bank, terutama jika dibandingkan dengan pilihan investasi tradisional lainnya seperti sertifikat deposito di bank.

SRBI diterbitkan sebagai instrumen yang pro pasar dengan aset dasar berupa Surat Berharga Negara (SBN), sehingga menjadi pilihan investasi yang aman dan terpercaya bagi investor.

Mengelola likuiditas adalah aspek penting dalam perekonomian untuk memastikan stabilitas sistem keuangan.

Penggunaan alat moneter seperti SRBI dapat membantu menarik likuiditas dari pasar bila diperlukan. Tidak hanya dapat dengan mudah diperdagangkan di pasar sekunder.

Fleksibilitas yang ditawarkan SRBI menjadikannya pilihan yang menarik di dunia keuangan. Dengan kemampuannya sebagai instrumen operasi moneter kontraktif, SRBI dapat memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem keuangan yang kuat dan stabil.

Peluncuran SRBI pada 15 September 2023, mendapat respons positif dari pasar. Di saat banyak pasar keuangan sedang kesulitan, sangat menggembirakan melihat SRBI mendapatkan daya tarik dan dukungan dari investor.

Produk investasi baru ini pasti akan memberikan dampak jangka panjang dalam industri keuangan, dan akan sangat menarik untuk melihat perkembangannya seiring berjalannya waktu.

Hasilnya sudah masuk dan jumlahnya sangat mengesankan, yaitu 4,27 kali lebih tinggi dari target BI.

Penawaran perdana tersebut mendapat total 276 penawaran yang diajukan, baik dari bank maupun non bank, dan jumlah dana yang terkumpul sebesar Rp 29,87 triliun.

Besarnya minat dan investasi pada proyek ini benar-benar merupakan bukti pentingnya dan potensi dampaknya. Jelas bahwa banyak orang percaya pada potensi pertumbuhan dan ingin berkontribusi dalam mewujudkannya.

Dengan minat yang kuat sejak awal, tidak ada keraguan bahwa instrumen ini memiliki masa depan yang cerah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com