Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sampai "Terjebak", Siapkan Hal-hal Ini jika Mau Beli Saham IPO

Kompas.com - 21/09/2023, 06:30 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Membeli saham-saham yang baru listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau saham-saham yang baru IPO memiliki tantangan tersendiri. Founder @ngertisaham Frisca Devi Choirina mengatakan, untuk memitigasi risiko investasi, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan.

Dia mengatakan, perusahaan yang listing pada hari pertama, umumnya pergerakan saham perusahaan tersebut akan volatile. Bisa saja sahamnya melonjak hingga menembus Auto Reject Atas (ARA) atau bisa juga turun tajam dan masuk Auto Reject Bawah (ARB).

“Harga saham IPO biasanya mengalami kenaikan di awal-awal perusahaan listing. Banyak yang beropini bahwa saham yang baru IPO sangat volatile di awal-awal. Kadang ada yang langsung ARA, ada juga yang ARB,” kata Frisca secara virtual, Rabu (20/9/2023).

Baca juga: BEI Rilis IDX New Listing Information, Permudah Investor Analisis Saham IPO

Frisca mengungkapkan, sebelum membeli saham IPO, investor perlu mengetahui dan mengenal perusahaannya. Investor harus mengkaji lebih dalam mengenai laporan keuangan, termasuk cash flow dan pendapatan perusahaan yang diunggah dalam prospektus e-ipo.

“Yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham IPO, pertama, kita harus kenal seperti apa emitennya. Bisnisnya apa, sektornya apa. Lalu, penting untuk memastikan tujuan perusaan itu IPO,” ujar Frisca secara virtual, Rabu (20/9/2023).

“Hati-hati dengan perusahaan yang berencana menggunakan dana IPO dengan porsi terbanyak untuk bayar utang. Cek juga cash flow-nya, karena itu jantungnya bisnis. Bagaimana mungkin bisnis berjalan kalau cash flow-nya minus dalam tiga tahun (misalnya),” tambah dia.

Baca juga: Lakukan Hal Ini Saat Nilai Portofolio Investasi Saham Anjlok

Dia mengatakan, perusahaan IPO butuh dana segar yang didapat dari masyarakat/investor. Nantinya ini bisa ditelaah lebih lanjut bagi para investor yang berminat untuk membeli saham perusahaan tersebut.

“Saham IPO itu tidak selalu menjanjikan keuntungan dalam jangka panjang. Harus terus dievaluasi secara berkala, dan jangan dibiarkan ‘tidur’ saja. Bisa dicek kembali bagaimana penggunaan dana IPO-nya apakah sudah sesuai dengan prospektus, dan bagaimana perkembangan perusahaan pasca-IPO,” jelas dia.

Baca juga: Ini Alasan BEI Beri Izinkan IPO Barito Renewable Energy, Meski Hanya Lepas 3,35 Persen Saham

 


Selanjutnya, investor juga harus memahami model bisnis perusahaan dan peluang usaha kedepannya. Hal ini dinilai penting untuk mengukur masa depan bisnis jangka panjang, dan risiko bisnis yang akan dihadapi di masa depan.

“Kalau yang memanfaatkan secara jangka pendek mungkin tidak memikirkan ini, tapi kalau yang long term pasti memperhatikan kinerja,” jelas dia.

Dia juga menekankan agar investor bisa mengetahui siapa saja jajaran manajemen perusahaan, termasuk pemilik saham. Investor juga perlu membaca dan memahami isi prospektus perusahaan sehingga yakin untuk masuk menjadi investor.

“Jumlah atau komposisi saham juga harus dilihat. Jangan sampai jumlah saham publik lebih besar dari pengendali. Hal seperti itu ke depannya bisa saja pemegang saham lepas tangan, padahal puncak dari keputusan penting perusahaan itu di tangan pengendali,” lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com