Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Saham AS Diselimuti Kekhawatiran Investor

Kompas.com - 01/10/2023, 07:00 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham AS atau Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Jumat (29/9/2023) waktu setempat. Pergerakan harga saham dibayangi oleh kekhawatiran investor akan kegagalan pemerintah dalam meloloskan anggaran belanja yang seharusnya selesai pada Jumat lalu.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 158,84 poin atau 0,47 persen dan berakhir pada level 33.507,50. Sementara itu, S&P 500 melemah 0,27 persen menjadi 4.288,05. Sementara itu, Nasdaq Komposit naik 0,14 persen, menjadi 13.219,32.

Dow dan S&P 500 berakhir lebih tinggi pada hari sebelumnya karena para pedagang menyambut baik data yang menunjukkan inflasi berpotensi mengalami penurunan. Dow sempat naik pada posisi tertinggi, sekitar 227 poin, atau 0,7 persen. Sedangkan S&P 500 bertambah 0,8 persen, dan Nasdaq menguat 1,4 persen.

Baca juga: Perbedaan Reksadana dan Saham

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) yang merupakan metrik inflasi pilihan Federal Reserve sudah dirilis pada Jumat pagi. PCE inti tidak mencakup harga pangan dan energi yang berfluktuasi, mengalami kenaikan 0,1 persen pada bulan Agustus dan 3,9 persen setiap tahun.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan bahwa PCE inti akan naik 0,2 persen, secara bulanan dan 3,9 persen dari tahun ke tahun.

Namun, kekhawatiran investor membebani pasar pada sesi ini. Para pemimpin Partai Republik di DPR gagal meloloskan rancangan undang-undang belanja jangka pendek pada hari Jumat, sehingga memperkuat kekhawatiran bahwa anggota parlemen federal tidak akan mencapai kesepakatan tepat waktu.

Baca juga: IHSG Sepekan Melemah, Berikut Daftar Saham Paling Cuan dan Boncos

“Pasar juga perlu menghadapi kemungkinan penutupan pemerintahan,” kata Chris Fasciano, manajer portofolio di Commonwealth Financial Network.

“Berapa lama hal ini berlangsung dan bagaimana dampaknya terhadap data ekonomi jangka pendek, kepercayaan konsumen, dan suku bunga akan menjadi topik utama yang harus diperhatikan investor," tambah dia.

Bulan ini, S&P 500 telah mengalami penurunan 4,9 persen, dan pada kuartal ini lebih rendah atau terkoreksi 3,7 persen. Nasdaq Komposit juga turun 5,8 persen pada bulan September, dan turun 4,1 persen secara kuartalan. Sementara itu, Dow mencatat penurunan 3,5 persen dalam sebulan, dan turun 2,6 persen pada kuartal ini.

Baca juga: Belajar Investasi Saham Lewat Virtual Trading IDX Mobile

“Saham telah menurun terlalu banyak dan terlalu cepat selama masa yang bergejolak sepanjang tahun ini, didorong oleh banyaknya kekhawatiran di pasar saham,” kata Carol Schleif, CIO dari BMO Family Office.

“Pasar beberapa bulan yang lalu bebas dari kekhawatiran di tengah keyakinan bahwa The Fed akan melakukan soft landing, dan sekarang pintu kekhawatiran pasar terbuka lebar karena investor memiliki pertanyaan mengenai prospek ekonomi," tambah dia.

Dow dan S&P 500 mengakhiri minggu ini dengan penurunan masing-masing sekitar 1,3 persen dan 0,7 persen. Sementara itu, Nasdaq Composite berakhir lebih tinggi 0,06 persen.

Baca juga: Jangan Sampai Terjebak, Siapkan Hal-hal Ini jika Mau Beli Saham IPO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com