Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa Karbon Sepi Transaksi, BEI Lakukan Sejumlah Strategi

Kompas.com - 09/10/2023, 15:11 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, pihaknya melakukan sejumlah strategi untuk mendorong transaksi bursa karbon.

Sebagai informasi, pada akhir pekan lalu transaksi bursa karbon tercatat nol rupiah atau tidak ada transaksi, adapun harga harga penutupan karbon sebesar Rp 69.600 per unit.

“Kalau terkait bursa karbon, sosialisasi terus kita lakukan kepada emiten, media, kemudian kepada anggota bursa. Mungkin sekali tidak cukup, nanti akan kita lakukan baik dalam kelompok besar maupun kecil,” jelas Jeffrey di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Baca juga: Dagang Karbon dan Nasib Mitigasi Perubahan Iklim

Menurut dia, bursa karbon berbeda dengan bursa saham dan tidak selikuid bursa saham. Pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pertemuan dengan beberapa perusahaan potensial.

Dia berharap hal tersebut mampu mendorong jumlah permintaan dan suplai pada transaksi karbon, sehingga bursa karbon akan lebih likuid.

“Kalau ditanya apa ada pihak lain sebagai calon pengguna jasa, baik dari sektor swasta maupun non-swasta. Tapi kembali lagi kita lihat apa yang ada di Sistem Registri Nasional Perubahan Iklim (SRNPI), jadi kami mengikuti saja, karena prosesnya disana,” ungkap dia.

Sementara itu, untuk pajak karbon Jeffrey pihaknya berperan dalam menyelenggarakan mandat untuk perdagangan saja. Sementara untuk kebijakan, merupakan wewenang lembaga dan kementerian terkait.

“Jadi hal-hal lain yang menjadi kewenangan atau area lembaga lain itu harusnya disampaikan ke lembaga atau kementerian terkait,” jelas dia.

Bursa Karbon Indonesia menjalankan mandat dalam kondisi apapun. Saya kita pihak menunjukkan dan memeberikan komitmen yang sama untuk mensukseskan bursa karbon ini,” tambahnya.

Baca juga: PLN Bakal Melantai di Bursa Karbon, BEI: Sedang Proses

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1 hingga 30 Juni 2024, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Kemendag Rilis Daftar 11 Komoditas dengan Perubahan Lartas, Apa Saja?

Whats New
Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Wafatnya Presiden Iran Diyakini Tak Berdampak Signifikan ke Perekonomian Global

Whats New
Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Anomali Harga Emas yang Terus-terusan Cetak Rekor Tertinggi

Whats New
Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Menhub Curhat Kurangnya Komitmen Pemda Bangun Transportasi Massal

Whats New
Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Demi Jaga Integritas Perkebunan, Kementan Adakan Sosialisasi SPI

Whats New
Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Kementerian BUMN Beberkan Penyebab Terjadinya Indikasi Korupsi di Biofarma

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur 'Long Weekend' Waisak 2024

Jadwal Operasional BCA Selama Libur "Long Weekend" Waisak 2024

Whats New
14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

14 Etika E-mail Profesional yang Perlu Diketahui

Work Smart
Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Ini Penyebab Indofarma Mandek Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Singapura Promosikan Diri Jadi Tuan Rumah Konferensi dan Pameran

Whats New
Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Bank DKI Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Belanda Mau Investasi Energi Terbarukan di RI Senilai Rp 10,16 Triliun

Whats New
Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Mau Bangun KRL Surabaya-Sidoarjo, Menhub Gandeng Bank Pembangunan Jerman

Whats New
Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Gandeng TKDN, Pupuk Kaltim Tingkatkan Keamanan dan Keselamatan Armada

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com