JAKARTA, KOMPAS.com - PT PLN (Persero) bersiap melantai ke bursa karbon Indonesia, dengan jumlah karbon yang diperdagangkan 1 juta ton CO2. Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengatakan, saat ini PLN tengah dalam proses.
Saat ini, PT PLN (Persero) sudah terdaftar di SRN PPI KLHK. SRN PPI adalah sistem pengelolaan, penyediaan data, dan informasi berbasis web tentang aksi dan sumber daya untuk Mitigasi Perubahan Iklim, Adaptasi Perubahan Iklim, dan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) di Indonesia.
Terdaftarnya perusahaan ke dalam SRN PPI merupakan bentuk kontribusi dalam upaya meningkatkan ketahanan nasional dan mencegah kenaikan suhu bumi, dan perubahan iklim yang signifikan.
Baca juga: Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...
“Saat ini sedang proses beberapa calon pengguna jasa baru baik dari sisi penjual maupun pembeli,” kata Jeffrey kepada wartawan, Jumat (29/9/2023).
Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, pihaknya tengah ersiap melantai ke bursa karbon Indonesia, dengan jumlah karbon yang diperdagangkan 1 juta ton CO2.
Melantainya PLN di Bursa Karbon Indonesia merupakan sebagian dari langkah dalam mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
"Kami terus mendukung Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon bisa dilakukan," ucap Darmawan.
PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.
Saat ini, PLN sudah memiliki platform PLN Climate Click di mana aktivitas perdagangan karbon, baik perdagangan emisi dan offset emisi, sudah mulai dilakukan sejak 8 September 2023 lalu.
Adapun pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon. PLTGU ini telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022.
PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100 persen bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combine Cycle.
Baca juga: PLN Siap Melantai di Bursa Karbon Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.