Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Jokowi: Potensinya Rp 3.000 Triliun, Bahkan Lebih...

Kompas.com - 26/09/2023, 11:44 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meresmikan bursa karbon di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9/2023). Jokowi menargetkan potensi karbon kredit yang ditargetkan mencapai lebih dari Rp 3.000 triliun.

“Dengan mengucap Bismilahirohmanirohim Bursa Karbon Indonesia saya luncurkan hari ini,” kata Jokowi.

“Di catatan saya ada kurang lebih 1,3 ton CO2 potensi kredit karbon yang bisa ditangkap, dan jika dilkalkulasi potensi bursa karbon kita bisa mencapai potensinya Rp 3.000 triliun bahkan lebih, sebuah angka yang besar,” tambah Jokowi.

Baca juga: Diluncurkan oleh Jokowi, Apa Itu Bursa Karbon?

Jokowi bilang, peluncuran bursa karbon hari ini, adalah tanda dimulainya perdagangan karbon di negara Indonesia. Hal ini merupakan kontribusi nyata Indonesia untuk berjuang bersama dunia melawan krisis iklim, dan perubahan krisis iklim.

“Hasil dari perdagangan ini akan direinvestasikan kembali sebagai upaya menjaga lingkungan melalui pengurangan emsisi karbon,” lanjutnya.

Dia bilang, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam nature base solution dan menjadi satu-satunya negara yang sekitar 60 persen pemenuhan pengurangan emisisi karbonya berasal dari sektor alam. Dia mengungkapkan, ini akan menjadi kesempatan ekonomi baru yang berkelanjutan dan ramah lingkungan sejalan dengan arah dunia yang menuju ekonomi hijau .

“Karena ancaman perubahan iklim sudah dan sedang kita rasakan, kita tidak boleh main-main terhadap ini. Kenaikan suhu bumi, banjir polusi sehingga butuh langkah kongkrit untuk menanganinya,” jelas dia.

“Peluncuran bursa karbon hari ini bisa menjadi sebuah langkah besar untuk Indonesia, mencapai target NDC,” jelasnya.

“Saya minta, pertama, jadikan standar karbon international sebagai rujukan, manfaatkan teknologi untuk transaksi sehingga efektif dan efisien. Kedua, harus ada target timeline untuk pasar dalam negeri, nantinya pasar international, segera masuk ke sana,” tambah dia.

Baca juga: Bos OJK: Keberhasilan Dunia Turunkan Emisi Karbon Tergantung pada RI

Ketiga, atur dan fasilitasi pasar karbon sukarela, sesuai praktek di dunia international dan pastikan standar tersebut tidak mengganggu target NDC Indonesia.

“Saya sangat optimis Indonesia bisa menjadi poros karbon dunia. Asalkan langkah konkrit tersebut digarap konsisten dan bersama-sama oleh seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, masyarakat dan stekholder lainnya,” tegas Jokowi.

Mengawali perdanganan bursa karbon, pukul 9.30 WIB, volume transaksi mencapai 595.914 ton CO2, dengan total 13 perdaganan dan order, serta 16 registered user. Adapun nilainya mencapai Rp 69.600 per Indonesia Technology Based Solution (IDTBS).

Baca juga: Resmi, OJK Tunjuk BEI Jadi Penyelenggara Bursa Karbon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com