Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bursa CPO Indonesia Masih dalam Proses Penyusunan

Kompas.com - 10/10/2023, 16:58 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan bursa minyak sawit atau crude palm oil (CPO) masih dalam proses penyusunan di Kemendag, dalam hal ini Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

"Iya proses di Kemendag, kita tunggu agar ini memberikan kemudahan dan bahan referensi," kata Jerry di Menara Kompas, Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Kendati demikian, Jerry tak dapat memastikan bursa CPO bisa diluncurkan pada Oktober 2023.

Baca juga: Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Ia mengatakan, bursa CPO akan menjadi pilihan selain sudah digunakannya bursa CPO Rotterdam dan Malaysia.

"Tunggu aja, yang penting ada pilihan untuk mereka tidak harus CPO Rotterdam," ujarnya.

Sebelumnya, Bappebti mengungkapkan alasan peluncuran bursa CPO molor dari target pada Juni 2023.

Baca juga: Fenomena El Nino Jadi Angin Segar bagi Saham-saham Emiten CPO

Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengatakan, bursa CPO molor lantaran pihaknya melakukan semua proses penyusunan dengan prinsip kehati-hatian.

"Ini memang kami sangat hati-hati. Teman-teman tahu, Kemendag menargetkan ini bulan Juni kemarin dan kami gagal memenuhi. Betul, sampai sekarang pun masih belum ada target Juni itu memang sudah terlewati," ujar Didid dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (3/8/2023).

"Tetapi, saya juga melaporkan ke Pak Menteri (Menteri Perdagangan) bahwa kami mengedepankan kehati-hatian," sambung Didid.

Baca juga: Bappebti Ungkap Alasan Peluncuran Bursa CPO Molor

Lebih lanjut, Didid mengatakan, alasan terbesar pemerintah membuat bursa CPO adalah agar Indonesia memiliki harga CPO sendiri dan tidak berpatok pada negara lain.

Selama ini, Indonesia masih berpatokan pada harga CPO melalui bursa Rotterdam, Malaysia, dan ICDX.

"Sebagai negara penghasil CPO terbesar dunia, agak miris ketika kita tidak memiliki harga acuan tersendiri. Jadi, keinginan utama kita adalah memiliki harga acuan price reference CPO tersendiri, versi Indonesia. Karena ini akan digunakan baik dari sisi hulu maupun sisi hilirnya," kata Didid.

Baca juga: Bappebti: Harusnya Aturan Bursa CPO Selesai Agustus 2023

Didid menambahkan, dengan adanya bursa CPO milik Indonesia sendiri, petani juga bisa diuntungkan lantaran penentuan harganya akan lebih sehat atau fair.

"Ini nanti bisa akan ditarik ke harga Tandan Buah Segar (TBS), gitu kan. Jadi, CPO-nya kalau dapet CPO-nya harganya sekian, maka CPO yang mentah kira-kira berapa sampai ke TBS-nya nanti berapa, kira-kira begitu. Sehingga petani sawit juga nanti akan diutungkan dengan harga yang wajar," pungkasnya.

Baca juga: Cerita Mendag Zulhas Disindir Jokowi karena RI Tak Punya Bursa CPO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com