JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan alasan peluncuran bursa CPO molor dari target pada Juni 2023.
Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko mengatakan, bursa CPO molor lantaran pihaknya melakukan semua proses penyusunan dengan prinsip kehati-hatian.
"Ini memang kami sangat hati-hati. Teman-teman tahu, Kemendag menargetkan ini bulan Juni kemarin dan kami gagal memenuhi. Betul, sampai sekarang pun masih belum ada target Juni itu memang sudah terlewati," ujar Didid dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Baca juga: Cerita Mendag Zulhas Disindir Jokowi karena RI Tak Punya Bursa CPO
"Tetapi, saya juga melaporkan ke Pak Menteri (Menteri Perdagangan) bahwa kami mengedepankan kehati-hatian," sambung Didid.
Lebih lanjut Didid mengatakan, alasan terbesar pemerintah membuat bursa CPO adalah agar Indonesia memiliki harga CPO sendiri dan tidak berpatok pada negara lain.
Selama ini, Indonesia masih berpatokan pada harga CPO melalui bursa Rotterdam, Malaysia, dan ICDX.
"Sebagai negara penghasil CPO terbesar dunia, agak miris ketika kita tidak memiliki harga acuan tersendiri. Jadi, keinginan utama kita adalah memiliki harga acuan price reference CPO tersendiri, versi Indonesia. Karena ini akan digunakan baik dari sisi hulu maupun sisi hilirnya," kata Didid.
Baca juga: Biaya Transaksi CPO di Bursa Berjangka Harus Kompetitif
Didid menambahkan, dengan adanya bursa CPO milik Indonesia sendiri, petani juga bisa diuntungkan lantaran penentuan harganya akan lebih sehat atau fair.
"Ini nanti bisa akan ditarik ke harga Tandan Buah Segar (TBS), gitu kan. Jadi, CPO-nya kalau dapet CPO-nya harganya sekian, maka CPO yang mentah kira-kira berapa sampai ke TBS-nya nanti berapa, kira-kira begitu. Sehingga petani sawit juga nanti akan diutungkan dengan harga yang wajar," pungkasnya.
Baca juga: Komisi VI DPR Minta Dilibatkan dalam Pembahasan Bursa CPO
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.