Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Plt Mentan Dengarkan Keluhan Petani, Mulai dari Banyak Tikus Hingga Mahalnya Bensin Pemompa Air

Kompas.com - 12/10/2023, 17:00 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi berkunjung ke sawah milik masyarakat di Karawang, Jawa Barat, Kamis (12/10/2023).

Kunjungan yang mendadak itu merupakan kunjungan pertama Arief Prasetyo ketika resmi menjabat menjadi Plt Mentan sejak resmi ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (6/10/2023) yang lalu.

Di sana Arief mendengarkan keluhan para petani mulai dari banyaknya serangan hama tikus hingga mahalnya biaya bensin untuk memompa air.

Suminta salah satu petani disana mengeluhkan, lebih dari sebulan lahan padinya diserang tikus.

"Pak ini lagi musim tikus. Sudah dikasih obat bukannya hilang tapi makin banyak," keluh Suminta kepada Arief.

Baca juga: Jurus Plt Mentan Stabilkan Harga Beras, Minta Bulog Suplai Stok Beras ke Penggilingan Padi

Sontak, Arief pun menanyakan kembali kepada Suminta, apakah pihaknya tidak memasang perangkap jaring untuk tikus. "Bapak kenapa enggak masang partisi atau jaring?," tanya Arief.

"Yah orang enggak keburu. Karena ini luas, susah masang seluas ini," jawab Suminta langsung.

Kemudian Arief pun meminta Direktur Jenderal Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Suhandi untuk segera mencatat apa yang menjadi keluhan petani tersebut.

"Itu Pak Dirjen lihat puso 2 ton rusak, kita dengarin, jangan kita bantah," perintah Arief.

Baca juga: Plt Mentan: Enggak Ada Main-main Lagi, yang Melanggar Kita Selesaikan

 


Selain persoalan hama tikus, Suminta juga mengeluhkan mahalnya biaya bensin untuk memompa air irigasi ke sawah.

Dia menjelaskan, dalam 1 hari 1 malam, pihaknya mengeluarkan budget Rp 1 juta khusus untuk biaya bensin memompa air.

Selain mahal, akses mendapatkan solar dan bensin pun sulit. "Beli bensin susah, enggak bisa pakai jrigen. Padahal kita sudah pakai surat dari keluharan tapi tetap enggak bisa sama SPBUnya," keluh Suminta.

Merespona itu, Arief mengatakan, pihaknya akan berdiskusi dan berkoordinasi dengan jajarannya hingga Menteri BUMN agar bisa memberikan solusi.

"Nanti kita obrolkan dengan pak Erick Thohir. Nanti kita pikirkan apakah tetap pakai drijen ataupun pakai listrik biar murah," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com